KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatatkan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 173.226 metrik ton (mt) di kuartal I 2024. Produksi TBS ini turun 7,4% dari produksi TBS di kuartal I 2023 yang sebesar 187.060 metrik ton. Hasil produksi yang lebih rendah ini juga diikuti oleh penurunan produktivitas TBS per hektare area menghasilkan yang turun dari 4,2 metrik ton per hektare pada kuartal I 2023, menjadi 4 metrik ton per hektare pada kuartal I 2024. Manajemen mengungkapkan, dalam lima tahun terakhir, produksi minyak sawit global dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang ekstrem. Peristiwa El Nino terjadi pada tahun 2019 dan diikuti oleh La Nina selama tiga tahun berturut-turut.
Baca Juga: ANJT Pupuk Produksi Sawit & CPO “Lalu, fenomena El Nino kembali muncul pada kuartal II 2023, yang membawa cuaca panas dan kekeringan di sebagian wilayah di Indonesia. sementara, sebagian wilayah lainnya mengalami hujan ekstrem yang juga mempengaruhi kinerja produksi kami,” ujar manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (2/5). Jika dirinci, mayoritas produksi TBS berasal dari Perkebunan Pulau Belitung yang sebesar 55.270 metrik ton, naik 22% secara tahunan alias year on year (yoy) dari 54.070 metrik ton. Disusul oleh Perkebunan Sumatera Utara I 27.037 metrik ton, Perkebunan Sumatera Utara II 35.141 metrik ton, Perkebunan Kalimantan Barat 37.576 metrik ton, Perkebunan Papua Barat Daya 16.700 metrik ton, dan Perkebunan Sumatera Selatan 1.502 metrik ton. Untuk pembelian TBS pihak ketiga sebesar 101.503 metrik ton. Jumlah TBS yang diproses sebesar 273.226 metrik ton, turun 7,6% yoy dari 295.744 metrik ton. Alhasil, terjadi penurunan produksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) sebesar 5,7% yoy. ANJT mencatatkan produksi CPO sebesar 56.601 metrik ton di kuartal I 2024, turun dari sebelumnya 60.051 metrik ton. Hasil ini mencerminkan tingkat rendemen sebesar 20,8% di kuartal I 2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan tingkat rendemen sebesar 20,4% pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, produksi Inti Sawit alias Palm Kernel (PK) dan Minyak Inti Sawit alias Palm Kernel Oil (PKO) masing-masing turun sebesar 0,5% yoy dan 37,2% yoy, seiring penurunan produksi TBS pada kuartal I 2024. Alhasil, ANJT menjual 55.857 metrik ton CPO di kuartal I 2024, turun 3,9% yoy dari sebelumnya 58.103 metrik ton. Volume penjualan PK turun 9,8% yoy menjadi 11.135 metrik ton, dari 12.349 metrik ton pada kuartal I 2023. Sementara, volume penjualan PKO pada kuartal I 2024 adalah sebesar 650 metrik ton.
Baca Juga: Dikabarkan Bakal Dilepas Pengendali, Begini Klarifikasi Austindo (ANJT) ANJT mencatatkan Harga Jual Rata-Rata (HJR) untuk CPO sebesar US$ 757 per metrik ton pada kuartal I 2024, lebih rendah 2,5% yoy dibandingkan HJR kuartal I 2023 yang sebesar US$ 776 per metrik ton. Sementara, harga jual rata-rata untuk palm kernel pada kuartal I 2024 sebesar US$ 381 per metrik ton, sedikit turun dibandingkan US$ 382 per metrik ton pada periode yang sama tahun lalu. Lalu, harga jual rata-rata untuk palm kernel oil adalah sebesar US$ 760 per metrik ton pada kuartal I 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi