Produksi turun, harga cabai diproyeksi masih akan terus meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Beberapa waktu terakhir, harga cabai terus mengalami kenaikan. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri memperkirakan, harga komoditas cabai hingga bawang masih berpotensi meningkat.

"Kalau saya lihat potensi naiknya masih cukup tinggi dan harga masih akan naik," ujar Abdullah kepada Kontan, Minggu (20/12).

Menurut Abdullah, peningkatan harga tersebut disebabkan oleh faktor produksi cabai yang rendah serta permintaan yang masih akan meningkat dalam beberapa hari ke depan.


Menurut Abdullah, kenaikan harga cabai memang sudah teridentifikasi dalam beberapa minggu terakhir. Misalnya, untuk cabai merah besar, dari yang tadinya sekitar Rp 40.000 per kg, sekarang sudah ada daerah yang harga cabai sekitar Rp 70.000 per kg.

Dia juga mengatakan, harga cabai rawit merah yang tadinya sekitar Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per kg juga sekarang sudah berkisar Rp 58.000 hingga Rp 60.000 per kg,

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata cabai merah besar per Jumat (18/12) sekitar Rp 55.800 per kg, cabai rawit merah Rp 52.500 per kg, cabai merah keriting Rp 51.400 per kg.

Padahal, pada 1 Desember 2020, harga rata-rata cabai merah besar Rp 46.550 per kg, cabai merah keriting Rp 44.100 per kg, dan cabai rawit merah Rp 47.200 per kg.

Baca Juga: Tren harga bahan pangan mulai naik, pemerintah diminta antisipasi produksi

Sementara, menurut Abdullah, harga ini masih belum diikuti dengan permintaan konsumsi yang tinggi.

"Ini yang cukup sulit buat kami, karena permintaan belum naik. Asumsi kami permintaan itu naik tanggal 19 sampai 23. Itu sudah pasti naik terus," kata Abdullah.

Tak hanya komoditas cabai, harga bawang merah dan bawang putih pun mengalami kenaikan. Berdasarkan data PIHPS, harga rata-rata bawang merah per  18 Desember sekitar Rp 36.700 per kg dan bawang putih sekitar Rp 28.650 per kg.

Kenaikan harga komoditas lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah telur, daging ayam dan minyak goreng, lantaran komoditas ini juga terus mengalami kenaikan.

"Minyak goreng dari Rp 13.000 per kg, sekarang sudah Rp 13.900 sampai 14.000, daging ayam dari Rp 28.000 per ekor sekarang menjadi Rp 39.000 sampai Rp 40.000 per ekor. Telor ini yang cukup tinggi, sekitar Rp 28.000 sampai Rp 29.000 per kg, padahal biasanya Rp 25.000 hingga Rp 26.000 per kg," kata Abdullah.

Dari data PIHPS, harga daging ayam ras segar Rp 36.100 per kg, telur ayam ras Rp 28.450 per kg, dan minyak goreng curah Rp 13.450 per kg.

Melihat permasalahan terkait harga yang sama setiap tahunnya, Abdullah pun meminta pemerintah melakukan pemetaan wilayah produksi sehingga produksi pangan bisa dipastikan aman.

"Walau kita menghadapi la nina dan beberapa faktor lain, tapi ini harus menjadi perhatian. Bahwa ini terjadi bertahun-tahun, berulang-ulang, jadi bagaimana mengatasi itu. Yang bisa kita lakukan bersama adakah menyiapkan grand design pangan kita," kata Abdullah.

Selanjutnya: Jelang akhir tahun, harga bahan pangan mulai merangkak naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .