Produksi turun, harga teh mewangi



JAKARTA. Harga teh internasional makin wangi. Selain karena tingginya permintaan, kenaikan harga teh juga disebabkan karena menurunnya pasokan teh.Sekretaris Eksekutif Asosiasi teh Indonesia (ATI) Atik Dharmadi mengatakan, harga teh jenis orthodox saat ini harganya mencapai US$ 2,8 per kg. Padahal, awal tahun ini harga teh jenis ini masih sekitar US$ 2 per kg. Artinya, dalam empat bulan saja harga teh jenis orthodox sudah naik 40%. Sedangkan harga teh CTC saat ini masih sekitar US$ 3 per kg. Sebelumnya, harga teh jenis ini sekitar US$ 2,7 per kg."Meski tingkat curah hujan lebih rendah ketimbang tahun lalu, tapi frekuensi hujan masih cukup tinggi, sehingga tanaman teh tidak banyak yang dipanen," ujarnya kepada KONTAN Selasa (3/5).Pada periode Januari - Februari 2011 produksi teh dari perkebunan teh milik BUMN tercatat sebesar 9.137 ton, angka ini lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun 2010 yang sebesar 11.356 ton. Sementara itu, pada periode Februari - Maret 2011 produksi teh perkebunan BUMN hanya sekitar 4.053 ton, turun ketimbang periode yang sama tahun 2010 yang sebesar 5.091 ton.Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengatakan, Kementan mematok target produksi teh tahun ini sebesar 171.000 ton. Berdasarkan data Kementerian Pertanian produksi teh nasional tahun 2010 lalu mencapai 150.342 ton dengan areal tanam seluas 124.573 hektare. Jumlah panen ini lebih rendah ketimbang produksi teh tahun 2009 lalu yang mencapai 157.000 ton dengan total luas kebun 123.506 hektar. Atik bilang target produksi ini masih bisa tercapai jika frekuensi curah hujan pada bulan-bulan ke depan menurun. Sebab, produksi teh sangat tergantung dengan banyaknya sinar matahari. Ditambah lagi, saat ini sebagian besar tanaman teh banyak yang berusia tua, sehingga tingkat produktivitasnya belum maksimal.Menurutnya, rata-rata tingkat produktivitas tanaman teh di perkebunan swasta sekitar 2.000 kg daun teh kering per hektare per tahun. Untuk perkebunan teh milik BUMN sekitar 2.200 kg per hektare per tahun. "Sedangkan untuk perkebunan teh rakyat tingkat produktivitasnya sekitar 1.500 kg - 1.600 kg per hektare per tahun," ujar Atik.Beberapa waktu lalu, Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar Azwar A.B. mengatakan untuk menggenjot produksi teh tahun ini, kata Azwar, Kemtan akan meningkatkan pendampingan kepada para petani dengan cara melakukan penyuluhan pemeliharaan tanaman yang baik. "Dengan perawatan yang baik, harga teh bisa membaik sehingga minat petani untuk menanam teh juga meningkat," katanya.Melihat kondisi pasokan yang minim, Atik memperkirakan tren kenaikan harga teh masih akan berlanjut. Sementara itu, minimnya pasokan pucuk teh di dalam negeri juga memaksa para pengguna untuk impor. Badan Pusat Statistik mencatat selama tiga bulan pertama tahun ini impor teh tercatat sebanyak 2.956 ton dengan nilai US$ 5,254 juta. Padahal, pada tahun 2010 lalu, impor teh nasional hanya sebanyak 2.110 ton dengan nilai US$ 3,678 juta.Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri manufaktur pada tahun 2011 mencapai 6,1%. Pertumbuhan itu akan ditopang oleh 9 sektor industri unggulan pada tahun ini yaitu industri mamin dan tembakau, industri tekstil, barang kulit dan alas kaki, industri barang kayu dan hasil hutan lainnya.

Selain itu industri kertas dan barang cetakan, industri pupuk, kimia dan barang dari karet, industri semen dan barang galian bukan logam, industri logam dasar, besi dan baja, industri alat angkut, mesin dan peralatannya, serta industri barang lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini