JAKARTA. Penjualan PT Betonjaya Manunggal Tbk melorot sebesar 26,75% di tahun 2013. Pada tahun 2012, penjualan Betonjaya mencapai Rp 155,01 miliar. Sampai Desember 2013, pendapatan Betonjaya menyusut menjadi Rp 113,55 miliar. Saiful Fuad, Sekretaris Perusahaan PT Betonjaya Manunggal Tbk mengatakan, penurunan nilai penjualan tersebut disebabkan oleh volume produksi menciut sebesar 22,01%. Dari catatan perusahaan, di tahun 2012, volume produksi beton yang siap dijual bisa mencapai 21.800 ton. Namun, tahun lalu, Betonjaya hanya berhasil memproduksi beton sekitar 17.000 ton. "Penurunan pendapatan itu dikarenakan terjadi penurunan permintaan di pasar," ujar Saiful kepada KONTAN belum lama ini.
Selain sepi pembeli, Saiful menjelaskan, penurunan penjualan juga disebabkan oleh seretnya pasokan bahan baku. Selama ini, Betonjaya mendapatkan pasokan bahan baku dari PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. Uniknya, meski mencatatkan penurunan penjualan, kinerja laba bersih Betonjaya di tahun 2013 positif. Tahun lalu, Betonjaya mengantongi laba bersih sebesar Rp 25,63 miliar. Jumlah tersebut, meningkat 3,97% dari tahun 2012 sebesar Rp 24,65 miliar. Perusahaan ini mampu menorehkan kenaikan laba bersih lantaran Betonjaya mendapatkan untung dari nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS. Saiful menjelaskan, perusahaan memiliki anggaran untuk
cash flow operational yang disimpan dalam bentuk deposito dollar AS. "Jadi ketika nilai tukar dollar AS menguat, kami juga dapat untungnya," jelas Saiful. Sepanjang tahun 2013, Betonjaya mendapatkan keuntungan kurs sebesar Rp 19,82 miliar atau meningkat dari tahun lalu yang hanya sebesar Rp 4,33 miliar. Selain itu juga, dilihat dari laporan keuangan, tahun lalu, Betonjaya berhasil menekan beban pokok penjualan. Di 2012, beban pokok penjualan sebesar Rp 124,59 miliar. Pada 2013, beban pokok penjualan turun 20,94% menjadi Rp 98,5 miliar. Target naik 10% Tahun ini, Betonjaya optimistis kinerjanya bisa tumbuh. Saiful bilang, manajemen memasang target kenaikan penjualan sebesar 10% dibandingkan tahun lalu. Dengan demikian, sampai Desember 2014, Betonjaya berharap bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp 124,89 miliar. Alasannya, perusahaan sudah menambah satu lini produksi yang sudah beroperasi sejak awal tahun ini.
Sebagai catatan, pabrik Betonjaya di Gresik memiliki empat lini produksi. Tiga line produksi berkapasitas masing-masing 10.000 ton bahan baku per tahun. Sementara, lini produksi paling anyar memiliki kapasitas 15.000 ton bahan baku per tahun. Dengan demikian, total kapasitas produksi pabrik Betonjaya sebesar 45.000 ton bahan baku saban tahun. Dari jumlah tersebut, manajemen bisa memproduksi bahan jadi sekitar 75% hingga 76%. Dus, tahun ini, Betonjaya bisa memproduksi bahan jadi antara 33.750 ton sampai 34.200 ton. Betonjaya menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1 miliar tahun ini. Dana tersebut dialokasikan untuk perbaikan mesin lini produksi keempat yang sempat bermasalah di awal tahun ini, namun saat ini sudah beroperasi secara penuh. "Belanja modal kami sudah habis, sudah cukup untuk itu saja," ujar Saiful. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Fitri Arifenie