JAKARTA. Kendati angka produksi pada kuartal pertama 2011 turun namun berkat naiknya harga jual, laba bersih PT Internasional Nickel Indonesia Tbk (INCO) dapat tertolong. Dibandingkan periode serupa tahun lalu, laba bersih INCO di kuartal pertama 2011 naik 47% menjadi US$ 111,9 juta. Produksi INCO pada kuartal pertama 2011 turun 16,7% menjadi 16.501 metrik ton. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh peristiwa alam, seperti gempa bumi yang terjadi di Sorowako pada tanggal 15 Februari, dan badai petir. Jalur listrik dan beberapa fasilitas terkena dampak sehingga perseroan menghentikan produksi untuk sementara. Di sisi lain , harga realisasi rata-rata per metrik ton meningkat 42,75% menjadi US$ 20.246. Kenaikan ini disebabkan peningkatan biaya solar, biaya karyawan, jasa, serta kontrak untuk kegiatan tambahan di Pabrik Pengolahan dan fasilitas PLTA terkait dengan gempa bumi. "Sebagian juga diimbangi dengan penurunan biaya HSFO (minyak bakar bersulfur tinggi)," ujar Direktur Keuangan INCO Fabio Bechara, Jumat, (6/5). Fabio menandaskan INCO optimistis penurunan produksi di kuartal pertama dapat dikompensasi pada kuartal-kuartal berikutnya di tahun ini. Proyek pembangkit listrik tenaga air Karebbe berjalan sesuai rencana. Proyek ini telah selesai sekitar 87% pada akhir kuartal pertama 2011 dan diharapkan beroperasi pada paruh kedua tahun iniCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi turun, tapi laba bersih INCO tumbuh 47%
JAKARTA. Kendati angka produksi pada kuartal pertama 2011 turun namun berkat naiknya harga jual, laba bersih PT Internasional Nickel Indonesia Tbk (INCO) dapat tertolong. Dibandingkan periode serupa tahun lalu, laba bersih INCO di kuartal pertama 2011 naik 47% menjadi US$ 111,9 juta. Produksi INCO pada kuartal pertama 2011 turun 16,7% menjadi 16.501 metrik ton. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh peristiwa alam, seperti gempa bumi yang terjadi di Sorowako pada tanggal 15 Februari, dan badai petir. Jalur listrik dan beberapa fasilitas terkena dampak sehingga perseroan menghentikan produksi untuk sementara. Di sisi lain , harga realisasi rata-rata per metrik ton meningkat 42,75% menjadi US$ 20.246. Kenaikan ini disebabkan peningkatan biaya solar, biaya karyawan, jasa, serta kontrak untuk kegiatan tambahan di Pabrik Pengolahan dan fasilitas PLTA terkait dengan gempa bumi. "Sebagian juga diimbangi dengan penurunan biaya HSFO (minyak bakar bersulfur tinggi)," ujar Direktur Keuangan INCO Fabio Bechara, Jumat, (6/5). Fabio menandaskan INCO optimistis penurunan produksi di kuartal pertama dapat dikompensasi pada kuartal-kuartal berikutnya di tahun ini. Proyek pembangkit listrik tenaga air Karebbe berjalan sesuai rencana. Proyek ini telah selesai sekitar 87% pada akhir kuartal pertama 2011 dan diharapkan beroperasi pada paruh kedua tahun iniCek Berita dan Artikel yang lain di Google News