Produksi vaksin halal, Bio Farma bakal gandeng sejumlah pihak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bio Farma (Persero) menargetkan bisa memproduksi vaksinasi halal campak rubella atau measles rubella (MR) pada 2024. Untuk merealisasikan rencana ini, Bio Farma menggandeng sejumlah pihak.

"Kami sudah menginisiasi pembentukan Forum Riset Lifescience Nasional sejak tahun 2011, dan dari forum ini sudah terbentuk konsorsium dan working group untuk menemukan vaksin-vaksin baru yang halal," kata Bambang Heriyanto, Sekretaris Perusahaan Bio Farma kepada Kontan.co.id, Selasa (25/9).

Forum ini terdiri dari pemerintah sebagai regulator, akademisi dan komunitas peneliti sebagai pihak yang melakukan penelitian dan mencari alternatif bahan-bahan yang non-animal origin untuk digunakan dalam pembuatan vaksin MR. "Kemudian, dalam pembuatan vaksin baru, termasuk rubella, kami akan menggandeng pihak LPPOM MUI, untuk mengawal proses penelitian, terutama dalam hal penggunaan bahan-bahan baku, sehingga apabila ada bahan yang diragukan kehalalannya, dapat diantisipasi sedari awal," kata Bambang.


Bio Farma sudah menggandeng PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) untuk membangun pabrik vial. Motivasi pembangunan tersebut dilakukan untuk mendukung percepatan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan (alkes) dalam negeri.

Pada joint venture (JV) ini, RNI memiliki 35% saham, Bio Farma 55% saham dan 10% akan ada investor dari Korea Selatan. Total investasi pembangunan pabrik diperkirakan sekitar Rp 133 miliar.

Lokasi pabrik saat ini masih dalam penjajajakan di kawasan industri Cikampek. Untuk kapasitas produksi, perhitungan sementara akan berkisar 7 juta unit per tahun.

Diharapkan tahun ini pembangunan pabrik sudah mulai tahap groundbreaking. Sehingga produksi komersilnya diperkirakan sekitar tahun 2019-2020.

Bila pabrik sudah selesai, direncanakan vial dan ampul tersebut akan digunakan untuk kebutuhan internal Bio Farma dan RNI. Mengingat vial dan ampul adalah wadah untuk obat atau vaksin yang diproduksi oleh Bio farma dan RNI.

Kerja sama ini ke depannya merupakan salah satu prioritas karena vial dan ampul sangat dibutuhkan dan trennya akan meningkat terus. Sekadar informasi untuk injeksi obat-obatan di Bio Farma membutuhkan 35 juta vial per tahun dan sekitar 13 juta ampul per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati