Produksi Wine Prancis 2024 Diperkirakan Turun 22% Karena Cuaca Buruk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi anggur Prancis, sebagai salah satu penghasil anggur terbesar di dunia, diperkirakan akan mengalami penurunan tajam pada tahun 2024. Menurut laporan dari Kementerian Pertanian Prancis, output anggur tahun ini diperkirakan turun hingga 22%, dengan total produksi sekitar 37,5 juta hektoliter.

Angka ini juga 15% lebih rendah dari rata-rata lima tahun terakhir. Penurunan tersebut disebabkan oleh kondisi cuaca yang buruk, yang telah memengaruhi semua wilayah penghasil anggur di negara tersebut, termasuk Burgundy, Beaujolais, dan Champagne.

Dampak Cuaca Buruk terhadap Produksi Anggur

Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan drastis dalam produksi anggur di Prancis adalah cuaca yang tidak bersahabat sepanjang musim tanam.


Menurut laporan Kementerian Pertanian, setiap wilayah penghasil anggur mengalami dampak buruk cuaca, baik dari segi curah hujan yang tinggi maupun kondisi iklim yang tidak menentu. Beberapa jenis anggur yang biasanya digunakan untuk produksi brendi juga terkena imbas, menunjukkan bahwa penurunan ini meluas ke berbagai jenis anggur.

Baca Juga: Kenali Kelezatan Citarasa Anggur Australia Barat

Bulan September 2024 tercatat sebagai salah satu bulan terbasah dalam 25 tahun terakhir di Prancis, menurut laporan dari Météo-France. Hal ini semakin memperburuk situasi bagi para produsen anggur, terutama di daerah-daerah seperti Burgundy dan Champagne, yang terkenal dengan kualitas anggurnya.

Selain itu, cuaca ekstrem juga memperparah kondisi pertanian lainnya di Prancis.

Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Produksi Anggur

Tidak hanya cuaca buruk yang menjadi masalah utama, tetapi perubahan iklim juga berdampak jangka panjang pada industri anggur di Prancis. Kondisi iklim yang semakin tidak menentu dengan peningkatan suhu global dan perubahan pola curah hujan telah membuat para produsen anggur di seluruh Eropa berjuang untuk menyesuaikan diri.

Perubahan iklim juga membuat siklus tanam dan panen menjadi tidak stabil, sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas hasil anggur.

Pada tahun 2023, produksi anggur di Prancis mencapai titik terendah dalam 60 tahun terakhir, meskipun permintaan global juga menunjukkan penurunan lebih cepat daripada yang diperkirakan. Hal ini menambah tantangan bagi industri anggur, di mana produsen harus menghadapi ketidakpastian iklim serta fluktuasi permintaan pasar.

Penurunan Permintaan Global dan Dampak Ekonomi

Meskipun produksi anggur menurun tajam, kelebihan pasokan global tetap bertahan, menunjukkan bahwa permintaan anggur secara keseluruhan terus menurun lebih cepat daripada penawaran. Penurunan permintaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan preferensi konsumen dan peningkatan biaya produksi akibat perubahan iklim.

Baca Juga: Kena Penyakit Jamur, Produksi Anggur di Prancis Turun

Selain itu, Prancis telah membantu beberapa petani untuk mencabut tanaman anggur mereka secara permanen, sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kelebihan pasokan, tetapi juga membantu para petani beradaptasi dengan kondisi pertanian yang semakin sulit.

Kerusakan pada Sektor Pertanian Lainnya

Cuaca buruk yang melanda Prancis tahun ini tidak hanya berdampak pada produksi anggur, tetapi juga pada sektor pertanian lainnya. Misalnya, panen gandum lembut diperkirakan mencapai titik terendah dalam 40 tahun terakhir.

Prancis, sebagai produsen pertanian terbesar di Uni Eropa, menghadapi tantangan serius dalam mempertahankan produktivitas pertaniannya di tengah kondisi cuaca yang semakin sulit diprediksi.

Selanjutnya: Sederet Pekerjaan Rumah Menanti Tim Ekonomi Prabowo

Menarik Dibaca: Waspada Bencana di 25 Provinsi, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (10/10) Hujan Lebat

Editor: Handoyo .