KONTAN.CO.ID - BALI. Kecamatan Kongbeng di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mengalami kemajuan ekonomi yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kemajuan ini didorong oleh pengembangan perkebunan kelapa sawit yang kini menjadi ikon daerah tersebut. Perkebunan sawit tidak hanya menggerakkan roda perekonomian, tetapi juga menghilangkan lahan tidur yang kini semuanya telah menjadi kebun sawit. Salah satu koperasi yang merasakan manfaat dari sektor sawit adalah Koperasi Kongbeng Bersatu.
Baca Juga: Teladan Prima Agro (TLDN) Membidik Pertumbuhan Kinerja 10% Dengan lahan sawit seluas 4.800 hektare dan 1.600 anggota, koperasi ini berhasil mencatat prestasi gemilang. Pada ajang Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 di Bali yang digelar oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Koperasi Kongbeng Bersatu menerima penghargaan karena mencatat produktivitas kebun sawit tertinggi di Indonesia. Ketua Koperasi Kongbeng Bersatu, Agus Taman, menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. "Alhamdulillah, koperasi kami mendapat apresiasi sebagai mitra Gapki yang produktivitas kebun sawitnya tertinggi di Indonesia," ujarnya kepada KONTAN. Selain penghargaan, koperasi juga menerima uang sebesar Rp 50 juta dari Gapki. Produktivitas kebun sawit koperasi ini mencapai 36 ton per hektare per tahun, angka yang cukup tinggi di industri. Taman menjelaskan bahwa pola kemitraan antara petani sawit dan perusahaan seperti Sinar Mas Group menjadi salah satu kunci keberhasilan.
Baca Juga: Kinerja Ekspor Industri Pengolahan Hingga Pertanian Meningkat pada Oktober 2024 Kemitraan ini memastikan petani tidak mengalami kesulitan dalam menjual hasil panen, karena semuanya dibeli oleh mitra. Dengan kapasitas produksi tandan buah segar (TBS) mencapai 10.000 ton per bulan, Taman optimis produktivitas masih bisa ditingkatkan melalui optimalisasi pemeliharaan dan pemupukan. Namun, perluasan lahan sudah tidak memungkinkan karena minimnya lahan kosong di wilayah Kongbeng. Faktor lain yang turut menentukan produktivitas adalah kualitas bibit, yang disuplai oleh PPKS, Sucofindo, dan Damimas. Kemitraan yang terjalin juga berdampak positif pada harga beli TBS yang tetap stabil. Harga tersebut mengacu pada penetapan dinas perkebunan, memberikan kepastian bagi para petani untuk menikmati hasil kebun dengan maksimal.
Baca Juga: Teladan Prima (TLDN) Kucurkan Belanja Modal Rp 107 Miliar untuk 2 Proyek Sawit Taman menekankan pentingnya kelembagaan koperasi yang kuat untuk mendorong kemajuan anggota. Ia menyebut bahwa pengurus koperasi harus memiliki kebun sawit agar bisa merasakan manfaat seperti anggota lainnya. "Di koperasi kami, pengurus juga harus memiliki kebun sawit biar bisa merasakan seperti anggota yang semuanya petani sawit," tutup Taman.
IPOC sendiri merupakan ajang konferensi industri sawit terbesar di dunia yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ke-20.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli