JAKARTA. Seiring ketatnya persaingan bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), para produsen harus pintar dalam melakukan strategi penjualan. Salah satunya dengan melihat peluang pasar non ritel seperti hotel, restoran dan cafe (horeca). Segmen tersebut dinilai bisa menjadi nilai tambah keuntungan bisnis AMDK. Namun menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Air Minum dalam Kemasan (Aspadin), Rachmat Hidayat mengatakan, pertumbuhan segmen horeca tersebut mengikuti perkembangan yang ada di sektor ritel. "Segmen tersebut ada, dan yang bermain produsen menengah besar. Karena membutuhkan skala ekonomi yang besar untuk masuk pasar tersebut," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (2/7). Berapakah porsi yang disisihkan produsen AMDK untuk memenuhi segmen pasar non ritel tersebut? Rachmat mengatakan setiap produsen sangat variatif menentukannya. "Kalau dari segi volume sekitar 10 sampai dengan 50%," katanya. Sampai dengan kuartal pertama kemarin, Rachmat mengakui bahwa industri AMDK mengalami penurunan pertumbuhan. "Kalau merujuk data, sampai kuartal pertama semua industri minuman turun 3,8% dibanding kuartal satu tahun lalu," ungkapnya.
Produsen AMDK perbesar pasar non ritel
JAKARTA. Seiring ketatnya persaingan bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), para produsen harus pintar dalam melakukan strategi penjualan. Salah satunya dengan melihat peluang pasar non ritel seperti hotel, restoran dan cafe (horeca). Segmen tersebut dinilai bisa menjadi nilai tambah keuntungan bisnis AMDK. Namun menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Air Minum dalam Kemasan (Aspadin), Rachmat Hidayat mengatakan, pertumbuhan segmen horeca tersebut mengikuti perkembangan yang ada di sektor ritel. "Segmen tersebut ada, dan yang bermain produsen menengah besar. Karena membutuhkan skala ekonomi yang besar untuk masuk pasar tersebut," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (2/7). Berapakah porsi yang disisihkan produsen AMDK untuk memenuhi segmen pasar non ritel tersebut? Rachmat mengatakan setiap produsen sangat variatif menentukannya. "Kalau dari segi volume sekitar 10 sampai dengan 50%," katanya. Sampai dengan kuartal pertama kemarin, Rachmat mengakui bahwa industri AMDK mengalami penurunan pertumbuhan. "Kalau merujuk data, sampai kuartal pertama semua industri minuman turun 3,8% dibanding kuartal satu tahun lalu," ungkapnya.