KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri baja dalam negeri masih menghadapi banyak tekanan. Selain harus menghadapi serbuan produk baja impor yang harganya lebih murah, produsen baja lokal kesulitan dalam menjual produk mereka ke pasar ekspor. Hidayat Triseputro, Direktur Eksekutif Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), mengatakan, untuk meloloskan produk baja impor banyak trik yang dilakukan oleh importir. Salah satunya mengalihkan nomor harmonized system (HS) produk agar lolos dari pengenaan bea masuk (BM). Terjepitnya pangsa pasar baja lokal diperparah dengan sikap proteksionisme negara-negara importir. Sikap tersebut dilatarbelakangi kondisi global yang lesu, sehingga banyak negara berlomba-lomba melindungi produk domestik mereka. "Saat ini memang banyak negara yang proteksionis, semula mereka memproteksi produk baja dari China lalu lama-lama mereka akan memproteksi dari negara-negara lain juga," terang Hidayat kepada KONTAN, Senin (29/1).
Produsen baja domestik tersandung masalah pasar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri baja dalam negeri masih menghadapi banyak tekanan. Selain harus menghadapi serbuan produk baja impor yang harganya lebih murah, produsen baja lokal kesulitan dalam menjual produk mereka ke pasar ekspor. Hidayat Triseputro, Direktur Eksekutif Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), mengatakan, untuk meloloskan produk baja impor banyak trik yang dilakukan oleh importir. Salah satunya mengalihkan nomor harmonized system (HS) produk agar lolos dari pengenaan bea masuk (BM). Terjepitnya pangsa pasar baja lokal diperparah dengan sikap proteksionisme negara-negara importir. Sikap tersebut dilatarbelakangi kondisi global yang lesu, sehingga banyak negara berlomba-lomba melindungi produk domestik mereka. "Saat ini memang banyak negara yang proteksionis, semula mereka memproteksi produk baja dari China lalu lama-lama mereka akan memproteksi dari negara-negara lain juga," terang Hidayat kepada KONTAN, Senin (29/1).