JAKARTA. Walaupun harga crude palm oil (CPO) atawa minyak sawit mentah sedang lesu, harga benih sawit terus mengalami kenaikan. Beberapa produsen kelapa sawit menaikkan harga jual harga jual benih sawit mereka. Faktor permintaan benih sawit yang terus meningkat memicu kenaikan harga tersebut.PT Sampoerna Agro Tbk membanderol benih sawit produksinya pada tahun ini sebesar Rp 7.200 per kecambah, naik 2,85% dari harga jual tahun lalu yang Rp 7.000 per kecambah. Meski harga jual naik, penjualan benih sawit emiten dengan kode saham SGRO ini tetap meningkat dibanding tahun lalu. Selama kuartal pertama tahun ini, Sampoerna Agro berhasil menjual benih sawit sebanyak 2,3 juta kecambah. "Volume penjualan ini naik 5% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu," kata Michael Kesuma, Head of Investor Relation Sampoerna Agro. Sementara produksi benih sawit Sampoerna Agro di kuartal I tahun ini mencapai 2,8 juta benih sawit atau meningkat 10% dibandingkan dengan tahun lalu. Meski banyak peredaran bibit sawit palsu, Michael optimis tak akan menurunkan pangsa pasar Sampoerna Agro. Bahkan, saat ini Sampoerna Agro mengembangkan benih bermerek dagang Sriwijaya dengan enam varian mulai dari Sriwijaya 1 hingga Sriwijaya 6. Jenis ini tumbuh lambat sehingga tanamannya pendek. "Rata-rata 4-7 ton per hektar untuk usia produktif," kata Michael.Sama seperti Sampoerna Agro, harga jual benih kelapa sawit milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan juga naik. Oloan Lubis, Menejer Pemasaran Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan mengatakan, tahun ini perusahaannya menaikkan harga jual benih kelapa sawit. Tahun lalu PPKS Medan menjual benih sawit di level harga Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kecambah. Tahun ini, harga benih PPKS Medan bisa tembus hingga Rp 7.500 per kecambah. Namun, menurutnya, kenaikkan harga tersebut bukan karena adanya kenaikan harga produksi, tetapi lebih merupakan strategi dari perusahaan. "Kita menyatukan harga benih sawit yang kita produksi," kata Oloan. Artinya setiap bibit sawit produksi PPKS di pasarkan dalam satu harga yang saat ini Rp 7.500 per kecambah.Saat ini PPKS memiliki sembilan varietas benih kelapa sawit. Target penjualan benih sawit PPKS tahun ini sendiri sebanyak 30 juta kecambah, atau lebih rendah dibandingkan realisasi penjualan benih tahun lalu yang mencapai 40 juta kecambah. PT Tunggal Yunus Estate, anak usaha PT Asian Agri juga menaikan harga benih sawit. Jika tahun lalu, harga benih sawit dengan merek Topaz dijual sebesar Rp 9.000 per kecambah. Tahun ini, harga jual benih sawit naik menjadi Rp 9.500 per kecambah. Persaingan KetatToh tidak semua produsen menaikkan harga. PT Dami Mas Sejahtera, misalnya. Perusahaan ini memilih tetap menjual benih sawit produksinya seharga Rp 11.000 per kecambah.Tony Liwang, Direktur Dami Mas mengatakan, belum ada alasan bagi manajemen perusahaan menaikkan harga pada saat ini. "Persaingan dengan produsen benih sawit yang lain membuat kita belum menaikkan harga," kata Tony.Namun demikian, volume penjualan Dami Mas justru naik tinggi. Selama periode Januari-Maret, penjualan benih sawit Dami Mas mencapai 4,2 juta kecambah, naik 35,5%. Tahun lalu, di periode yang sama, penjualan benih Dami Mas 3,1 juta kecambah. PT Sarana Inti Pratama (SAIN), anak usaha PT Salim Ivomas Pratama Tbk juga belum berencana menaikan harga benih. Harga benih produksi SAIN masih berada di kisaran Rp 9.000 per kecambah. "Harga masih sama, belum berubah dari tahun lalu," kata Budiono Rakhmad, Asisten Manager SAIN.Mengacu pada data Kementrian Pertanian (Kemtan), tahun ini produksi benih sawit mencapai 174 juta kecambah. Produksi berasal dari sepuluh produsen benih sawit. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produsen benih sawit naikkan harga
JAKARTA. Walaupun harga crude palm oil (CPO) atawa minyak sawit mentah sedang lesu, harga benih sawit terus mengalami kenaikan. Beberapa produsen kelapa sawit menaikkan harga jual harga jual benih sawit mereka. Faktor permintaan benih sawit yang terus meningkat memicu kenaikan harga tersebut.PT Sampoerna Agro Tbk membanderol benih sawit produksinya pada tahun ini sebesar Rp 7.200 per kecambah, naik 2,85% dari harga jual tahun lalu yang Rp 7.000 per kecambah. Meski harga jual naik, penjualan benih sawit emiten dengan kode saham SGRO ini tetap meningkat dibanding tahun lalu. Selama kuartal pertama tahun ini, Sampoerna Agro berhasil menjual benih sawit sebanyak 2,3 juta kecambah. "Volume penjualan ini naik 5% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu," kata Michael Kesuma, Head of Investor Relation Sampoerna Agro. Sementara produksi benih sawit Sampoerna Agro di kuartal I tahun ini mencapai 2,8 juta benih sawit atau meningkat 10% dibandingkan dengan tahun lalu. Meski banyak peredaran bibit sawit palsu, Michael optimis tak akan menurunkan pangsa pasar Sampoerna Agro. Bahkan, saat ini Sampoerna Agro mengembangkan benih bermerek dagang Sriwijaya dengan enam varian mulai dari Sriwijaya 1 hingga Sriwijaya 6. Jenis ini tumbuh lambat sehingga tanamannya pendek. "Rata-rata 4-7 ton per hektar untuk usia produktif," kata Michael.Sama seperti Sampoerna Agro, harga jual benih kelapa sawit milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan juga naik. Oloan Lubis, Menejer Pemasaran Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan mengatakan, tahun ini perusahaannya menaikkan harga jual benih kelapa sawit. Tahun lalu PPKS Medan menjual benih sawit di level harga Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kecambah. Tahun ini, harga benih PPKS Medan bisa tembus hingga Rp 7.500 per kecambah. Namun, menurutnya, kenaikkan harga tersebut bukan karena adanya kenaikan harga produksi, tetapi lebih merupakan strategi dari perusahaan. "Kita menyatukan harga benih sawit yang kita produksi," kata Oloan. Artinya setiap bibit sawit produksi PPKS di pasarkan dalam satu harga yang saat ini Rp 7.500 per kecambah.Saat ini PPKS memiliki sembilan varietas benih kelapa sawit. Target penjualan benih sawit PPKS tahun ini sendiri sebanyak 30 juta kecambah, atau lebih rendah dibandingkan realisasi penjualan benih tahun lalu yang mencapai 40 juta kecambah. PT Tunggal Yunus Estate, anak usaha PT Asian Agri juga menaikan harga benih sawit. Jika tahun lalu, harga benih sawit dengan merek Topaz dijual sebesar Rp 9.000 per kecambah. Tahun ini, harga jual benih sawit naik menjadi Rp 9.500 per kecambah. Persaingan KetatToh tidak semua produsen menaikkan harga. PT Dami Mas Sejahtera, misalnya. Perusahaan ini memilih tetap menjual benih sawit produksinya seharga Rp 11.000 per kecambah.Tony Liwang, Direktur Dami Mas mengatakan, belum ada alasan bagi manajemen perusahaan menaikkan harga pada saat ini. "Persaingan dengan produsen benih sawit yang lain membuat kita belum menaikkan harga," kata Tony.Namun demikian, volume penjualan Dami Mas justru naik tinggi. Selama periode Januari-Maret, penjualan benih sawit Dami Mas mencapai 4,2 juta kecambah, naik 35,5%. Tahun lalu, di periode yang sama, penjualan benih Dami Mas 3,1 juta kecambah. PT Sarana Inti Pratama (SAIN), anak usaha PT Salim Ivomas Pratama Tbk juga belum berencana menaikan harga benih. Harga benih produksi SAIN masih berada di kisaran Rp 9.000 per kecambah. "Harga masih sama, belum berubah dari tahun lalu," kata Budiono Rakhmad, Asisten Manager SAIN.Mengacu pada data Kementrian Pertanian (Kemtan), tahun ini produksi benih sawit mencapai 174 juta kecambah. Produksi berasal dari sepuluh produsen benih sawit. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News