KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trinseo Materials Indonesia (TMI) melihat permintaan akan produk petrokimia berpeluang meningkat di tahun ini. Meski harga bahan bakunya, yakni minyak dunia terus melonjak belakangan ini. "Harga minyak dunia naik terus, jadi
demand ikut naik. Mereka cenderung membeli sebanyak mungkin karena takut harga produk petrokimia nanti semakin mahal," terang Dony Wahyudi,
Sales Manager PT Trinseo Materials Indonesia kepada KONTAN, Minggu (21/1). Namun, Donny mengingatkan, pihaknya juga mewaspadai tren kenaikan harga minyak. Saat ini harga minyak dunia sudah naik hampir 10% dibandingkan tahun lalu. Untuk itu Trinseo belum akan menambah kapasitas produksi yang sudah dijalankan maksimal saat ini.
Trinseo Materials masih
wait and see melihat industri penyerap produk petrokimia yang kebanyakan bermain di hilir. "Pertanyaan bisa terserap atau tidak? Khawatirnya mereka (industri produk petrokimia hilir) mengurangi produksi," kata Dony. Munculnya edaran larangan penggunaan
styrofoam di Kota Bandung dan adanya wacana cukai plastik dinilai tidak baik bagi bisnis petrokimia domestik. "Cukai plastik itu tidak baik bagi industri kimia maupun plastik," kata Dony. Persoalan sampah plastik tidak dapat ditangani dengan sekadar pemberian cukai saja. Harus ada manajemen sampah yang baik. Adapun saat ini Trinseo memproduksi
polystyrene dan
latex. Produk seperti
polyestyrene menghasilkan bijih plastik untuk keperluan pembuatan
Ps Foam oleh pabrikan
styrofoam. Salah satu pembeli bahan tersebut adalah produsen kemasan
styrofoam, Kemasan Group. "Saat ini kami punya dua pabrik di Merak," kata Dony. Satu pabrik memproduksi
polystyrene dengan kapasitas produksi 85.000 ton per tahun, sedangkan satunya lagi adalah pabrik latex. Hampir 85% produksi dijual ke dalam negeri, sedangkan sisanya 15% ekspor. Sekadar catatan, Trinseo memasarkan ke negara ekspor sebesar 800 ton sampai 1.000 ton biji plastik per bulan. Negara tersebut meliputi Australia, Selandia Baru, Filipina, dan Malaysia. Ekspor ke Filipina misalnya mencapai 400 ton-500 ton per bulan.
Perusahaan ini memasok ke tujuh pabrik hilir petrokimia domestik yang berada di sejumlah kota seperti Bandung, Tangerang, Surabaya, Pasuruan dan Karawang. Kontribusi pasar lokal kawasan industri seperti Cikarang, Cibitung, Tangerang, Bandung, Jawa Timur mencapai 60%-70% terhadap pendapatan Trinseo. TMI merupakan subsidiari dari Trinseo Global yang berpusat di Amerika Serikat (AS). Menilik laporan keuangan Trinseo Global pada kuartal tiga korporasi tersebut memperoleh pendapatan bersih dari segmen
basic plastic sebanyak US$ 394 juta dolar, naik 21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 324 juta. Sementara berdasarkan volume penjualannya, Trinseo Global memproduksi
basic plastic sebanyak 538 juta pon (mm lbs) yang setara dengan 244 juta ton di kuartal tiga 2017 lalu. Jumlah tersebut naik 6,7% dibandingkan triwulan ketiga tahun sebelumnya yang menjual seberat 504 juta pon atau setara dengan 228 juta ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati