JAKARTA. Pelaku industri sawit dalam negeri menyambut baik kebijakan pemerintah yang menaikkan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel khususnya jenis biodiesel sampai 10% hingga akhir tahun ini. Mereka berharap, kebijakan itu bisa mengompensasi potensi hilangnya pasar ekspor minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) akibat gencarnya kampanye anti sawit di pasar internasional, khususnya Eropa. Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Sawit Nabati Indonesia (GIMNI) bilang, dengan mandatory BBN tersebut, maka dalam jangka panjang minyak sawit Indonesia tidak akan terpengaruh oleh isu-isu negatif yang dilayangkan oleh negara-negara konsumen, seperti Uni Eropa.
Produsen biodiesel siap genjot produksi
JAKARTA. Pelaku industri sawit dalam negeri menyambut baik kebijakan pemerintah yang menaikkan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel khususnya jenis biodiesel sampai 10% hingga akhir tahun ini. Mereka berharap, kebijakan itu bisa mengompensasi potensi hilangnya pasar ekspor minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) akibat gencarnya kampanye anti sawit di pasar internasional, khususnya Eropa. Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Sawit Nabati Indonesia (GIMNI) bilang, dengan mandatory BBN tersebut, maka dalam jangka panjang minyak sawit Indonesia tidak akan terpengaruh oleh isu-isu negatif yang dilayangkan oleh negara-negara konsumen, seperti Uni Eropa.