Produsen China bikin harga aluminium menanjak



JAKARTA. Aluminum mendapat dukungan dari kenaikan penjualan produsen China. Sinyal perbaikan permintaan diyakini akan menopang harga aluminum pada paruh kedua tahun ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (12/8) harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat tipis 0,12% ke level US$ 1.655 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir aluminium menanjak 0,6%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, kenaikan harga aluminium seiring dengan melemahnya nilai tukar dollar AS akibat tekanan data ekonomi negeri Paman Sam.


Penjualan ritel Amerika Serikat (AS) bulan Juli turun ke level 0,0% dari sebelumnya 0,8%. Lalu data inflasi produsen memburuk ke angka minus 0,4% dari sebelumnya 0,5% dan sentimen konsumer di level 90,4 lebih buruk dari prediksi 91,5 dan hanya naik tipis dari sebelumnya 90,0.

Di saat yang sama, berita baik datang dari salah satu produsen aluminium terbesar di dunia. China Hongqiao Group Co., produsen aluminium terbesar di dunia berhasil meningkatkan laba hingga 21% pada paruh pertama tahun ini setelah meningkatkan output serta meraih pangsa pasar lantaran beberapa perusahaan pesaing menutup pabrik.

Industri aluminium China diuntungkan dengan kenaikan harga domestik pada semester pertama meski lebih rendah dari rata - rata harga tahun sebelumnya. Menurut JP Morgan Chase & Co, China Hongqiao menjadi perusahaan dengan biaya terendah di dunia setelah membangun rangkaian pasokan, termasuk tambang bauksit di Indonesia dan smelter alumina di Guinea.

Perusahaan menyatakan jika permintaan pada semester I-2016 telah melampaui pasokan. Lebih lanjut China Hongqiao meyakini jika permintaan aluminium akan tetap kuat pada semester kedua, dengan dukungan sektor otomotif, perangkat elektronik, kendaraan listrik, serta produk kemasan yang menggunakan aluminium.

Menurut Ibrahim, optimisme kenaikan permintaan dari produsen China yang disertai dengan tekanan pada mata uang dollar AS akan terus mendorong harga aluminium dalam jangka pendek.

Apalagi, data klaim pengangguran AS yang dirilis pekan ini diprediksi naik menjadi 269.000 dari sebelumnya 266.000. "Jika sesuai prediksi, data ini akan sedikit menggembirakan harga komoditas karena melemahkan indeks dollar AS. Artinya, semua komoditas berkesempatan menguat," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto