Produsen jamu gencar bikin taman jamu



JAKARTA. Walaupun tidak menjadi sumber pendapatan, taman jamu rupanya merupakan sesuatu yang penting bagi kalangan pebisnis jamu. Lihat saja PT Nyonya Meneer dan PT Martina Berto Tbk yang getol mengembangkan taman jamu. Nyonya Meneer akan meresmikan taman jamunya di Karangjati, Semarang, akhir Februari ini. Sementara PT Martina Berto Tbk telah menyelesaikan pembuatan taman jamu tahun lalu

Charles Saerang, Direktur Utama PT Nyonya Meneer, mengatakan, taman bernama Taman Jamu Indonesia (TJI) itu ditujukan untuk melestarikan tanaman jamu koleksi perusahaan Ny Meneer. "Kami ingin berkontribusi agar tanaman jamu tetap lestari," kata Charles kepada KONTAN.Nyonya Meneer merogoh kantong hingga Rp 100 miliar untuk proyek tersebut. Di dalam taman seluas 4 hektaretersebut terdapat 550 spesies tanaman jamu.

Charkes memaparkan, TJI akan menjadi sumber pengetahuan bagi petani plasma Ny Meneer yang lebih dari 1000 orang. TJI juga akan menjadi taman wisata alternatif bagi masyarakat umum. Pengunjung bisa mengakses informasi tentang khasiat jamu sejak dari manfaat, cara menanam hingga mengolahnya. "Kami ingin masyarakat tidak hanya berwisata ke mal, tetapi juga ke TJI yang sarat pengetahuan," jelas Charles.


Meskipun begitu, Charles menandaskan, TJI tidak akan menjadi sumber pendapatan baru Ny Meneer. "Kalau dari sisi bisnis, ini hanya untuk public relation saja," ujarnya.

PT Martina Berto Tbk pemilik brand Martha Tilaar sudah duluan membangun taman jamu yang dinamakan Kebun Djamoe Organik (kado) di Cikarang, Bekasi.

PT Martina Berto juga tidak memfungsikan taman jamu tersebut sebagai sumber income, tapi lebih sebagai pusat pendidikan dan pelatihan petani mitranya. Saat ini mitranya mencapai 117 kelompok petani.

Bryan Tilaar, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk, mengatakan, selain pelatihan, taman jamu itu akan menjadi sarana mengontrol kualitas bahan baku jamu dari para petani plasma tersebut.

Meski begitu, imbuh Bryan tanaman dari taman tersebut tetap digunakan sebagai bahan baku di pabriknya. "Karena tanaman yang diproduksi di kebun itu cukup banyak," kata Samuel Pranata, Direktur Pemasaran Martina Berto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini