Meski terkesan sepele, kaus kaki ternyata bisa mendatangkan cuan yang gede. Taufik Rahman sudah membuktikannya. Merintis bisnis tahun 2002, ia sukses memproduksi kaus kaki dengan kapasitas produksi 1.500 pasang per bulan. Menurut Taufik, dirinya tertarik terjun ke bisnis ini karena kebutuhan kaus kaki tinggi di pasar. “Semua orang pakai dan tidak perlu model yang aneh-aneh,” katanya kepada KONTAN. Untuk menarik minat pasar, ia sengaja menamai produk kaus kakinya dengan nama kebarat-baratan. Hingga saat ini, ia sudah meluncurkan 15 merek kaus kaki, seperti Salma, Stairway, dan Parker. Menurut Taufik, yang paling laku di pasar adalah merek Parker. Ia menamai produk kaus kakinya dengan nama luar negeri agar lebih ampuh menarik perhatian konsumen Indonesia. “Orang kita itu memang lebih suka dengan brand asing daripada lokal,” katanya.
Produsen kaus kaki beromzet ratusan juta (1)
Meski terkesan sepele, kaus kaki ternyata bisa mendatangkan cuan yang gede. Taufik Rahman sudah membuktikannya. Merintis bisnis tahun 2002, ia sukses memproduksi kaus kaki dengan kapasitas produksi 1.500 pasang per bulan. Menurut Taufik, dirinya tertarik terjun ke bisnis ini karena kebutuhan kaus kaki tinggi di pasar. “Semua orang pakai dan tidak perlu model yang aneh-aneh,” katanya kepada KONTAN. Untuk menarik minat pasar, ia sengaja menamai produk kaus kakinya dengan nama kebarat-baratan. Hingga saat ini, ia sudah meluncurkan 15 merek kaus kaki, seperti Salma, Stairway, dan Parker. Menurut Taufik, yang paling laku di pasar adalah merek Parker. Ia menamai produk kaus kakinya dengan nama luar negeri agar lebih ampuh menarik perhatian konsumen Indonesia. “Orang kita itu memang lebih suka dengan brand asing daripada lokal,” katanya.