JAKARTA. Industri keramik dalam negeri menargetkan penjualan keramik nasional sebesar Rp 36 triliun tahun ini. Target itu menanjak 20% dari realisasi penjualan keramik nasional tahun lalu yang sebesar Rp 30 triliun. Namun ada tiga tantangan besar yang bakal menghambat pencapaian target itu. Pertama, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate yang masih tinggi kemungkinan bakal menghambat pertumbuhan industri properti. Saat ini, BI rate sebesar 7,5%. "Ketika properti melambat maka juga akan menahan penjualan keramik," ujar Elisa Sinaga, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Kamis (19/3).
Produsen keramik kejar omzet Rp 36 triliun
JAKARTA. Industri keramik dalam negeri menargetkan penjualan keramik nasional sebesar Rp 36 triliun tahun ini. Target itu menanjak 20% dari realisasi penjualan keramik nasional tahun lalu yang sebesar Rp 30 triliun. Namun ada tiga tantangan besar yang bakal menghambat pencapaian target itu. Pertama, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate yang masih tinggi kemungkinan bakal menghambat pertumbuhan industri properti. Saat ini, BI rate sebesar 7,5%. "Ketika properti melambat maka juga akan menahan penjualan keramik," ujar Elisa Sinaga, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Kamis (19/3).