Aturan wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk mainan anak akan berlaku pada akhir bulan ini, baik produk mainan impor maupun produksi dalam negeri. Sayangnya, aturan baru ini banyak menyulitkan mainan lokal. "Sebagian besar produsen mainan lokal masih sekelas industri kecil," kata Sufrin Hannan, Direktur Komersial III Sucofindo. Tak heran, baru 80 perusahaan produsen mainan anak lokal yang mengajukan pendaftaran sertifikasi SNI. Jika belum mengantongi sertifikasi SNI, produsen mainan tidak boleh menjual produknya di pasaran. Masalahnya, proses sertifikasi itu sulit dan mahal. Thamrin, salah satu produsen mainan anak yang berpusat di Jakarta Timur, telah mengurus sertifikasi SNI sejak tiga bulan lalu. Namun hingga kini sertifikat SNI belum kunjung didapat. Dia mengaku, pengurusan sertifikasi sulit, lantaran banyak aturan yang dikeluarkan pemerintah daerah. Pengusaha mainan anak pun harus merogoh kocek lebih dalam. Kata Thamrin, sertifikasi SNI membutuhkan biaya hingga Rp 30 juta.
Produsen mainan UKM merasa kesulitan urus SNI (2)
Aturan wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk mainan anak akan berlaku pada akhir bulan ini, baik produk mainan impor maupun produksi dalam negeri. Sayangnya, aturan baru ini banyak menyulitkan mainan lokal. "Sebagian besar produsen mainan lokal masih sekelas industri kecil," kata Sufrin Hannan, Direktur Komersial III Sucofindo. Tak heran, baru 80 perusahaan produsen mainan anak lokal yang mengajukan pendaftaran sertifikasi SNI. Jika belum mengantongi sertifikasi SNI, produsen mainan tidak boleh menjual produknya di pasaran. Masalahnya, proses sertifikasi itu sulit dan mahal. Thamrin, salah satu produsen mainan anak yang berpusat di Jakarta Timur, telah mengurus sertifikasi SNI sejak tiga bulan lalu. Namun hingga kini sertifikat SNI belum kunjung didapat. Dia mengaku, pengurusan sertifikasi sulit, lantaran banyak aturan yang dikeluarkan pemerintah daerah. Pengusaha mainan anak pun harus merogoh kocek lebih dalam. Kata Thamrin, sertifikasi SNI membutuhkan biaya hingga Rp 30 juta.