KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen makanan dan minuman (mamin) berada dalam ancaman. Hal ini terjadi di tengah melambungnya harga gula rafinasi yang biasa digunakan di beberapa industri, termasuk industri mamin. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan, tahun lalu harga bahan baku gula masih berada di kisaran US$ 15 sen per pound sampai US$ 19 sen per pound. Kini, harga bahan baku gula sudah melonjak hingga sekitar US$ 25—29 sen per pound.Lonjakan harga bahan baku ini tentu berdampak pada harga gula rafinasi yang sudah menembus di atas Rp 10.000 per kilogram (kg). Penyebab kenaikan harga gula cukup bervariasi. Salah satunya adalah gelombang panas ekstrim yang melanda sejumlah negara produsen gula seperti India dan Thailand, sehingga membuat panen tebu di sana terancam gagal.
Produsen Makanan-Minuman Terancam Kenaikan Harga Gula Rafinasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen makanan dan minuman (mamin) berada dalam ancaman. Hal ini terjadi di tengah melambungnya harga gula rafinasi yang biasa digunakan di beberapa industri, termasuk industri mamin. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan, tahun lalu harga bahan baku gula masih berada di kisaran US$ 15 sen per pound sampai US$ 19 sen per pound. Kini, harga bahan baku gula sudah melonjak hingga sekitar US$ 25—29 sen per pound.Lonjakan harga bahan baku ini tentu berdampak pada harga gula rafinasi yang sudah menembus di atas Rp 10.000 per kilogram (kg). Penyebab kenaikan harga gula cukup bervariasi. Salah satunya adalah gelombang panas ekstrim yang melanda sejumlah negara produsen gula seperti India dan Thailand, sehingga membuat panen tebu di sana terancam gagal.