Produsen minuman alkohol merambah penjualan e-commerce



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Transaksi di e-commerce yang berpotensi meningkat tiap tahunnya mulai dilirik pelaku usaha minuman beralkohol (minol). Market place baru tersebut dinilai mampu menjangkau produk-produk bir ke berbagai penjuru nusantara.

Orang Tua Group misalnya, dengan kepemilikan saham 100% di PT Beverindo Indah Abadi yang memproduksi ragam brand bir seperti Prost Beer dan Singaraja, manajemen merasa cukup aware terhadap perkembangan model market place yang baru tersebut.

"Maka dari itu kami bekerjasama dengan beberapa e-commerce untuk mengembangkan awareness produk kita di situs-situs mereka," ujar Yenny Soraya, Brand Manager Prost Beer and Singaraja OT Group kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3).


Selain itu, katanya, manajemen juga mengintegrasikan seluruh kegiatan marketing kita ke arah digital. Maka dari itu produk baru perseroan di tahun ini, Singaraja, cukup aktif digalakkan sosialisasi produknya di media sosial.

Selain aktif di dunia digital, OT Group juga bakal terus melakukan penyegaran produk lewat inovasi-inovasi brand baru kedepannya. "Kami ingin menjangkau segmen market yang belum bisa kami jangkau dengan produk yang sudah ada sekarang. Kami juga ingin memberikan pilihan varian ke market, sehingga diharapkan konsumen pun mempunyai pilihan," beber Yenny.

Hal yang sama juga sudah disadari importir minol. Ketua Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor Minuman Impor (APIDMI) Agoes Silaban menyebutkan pnjualan minol impor secara online sudah terjadi cukup lama, tapi sayangnya banyak kejadian dimana barangnya ilegal/selundupan atau palsu.

Hal ini tentu memerlukan perhatian yang serius dari pemerintah, karena tidak hanya merugikan konsumen tapi juga tidak baik bagi iklim usaha. Adapun terkait awareness importir terhadap e-commerce, Agoes melihat pengusaha sudah mulai melirik potensi tersebut.

"Para importir cukup aware dng sistem e-commerce karena sudah banyak yang mengantisipasi dengan memulainya," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3). Disamping juga, katanya, para retailer dengan skala lebih kecil alias eceran juga sudah mulai menggarap segmen pasar tersebut. Dorongan sektor pariwisata

Baik OT Group maupun APIDMI sepakat bahwa sektor pariwisata di Indonesia turut menstimulus permintaan minol di dalam negeri. Agoes mengatakan pengaruh iklim pariwisata yang stabil berdampak pada ramainya penjualan minol di hotel dan restoran.

Meski demikian, ditengah pasar yang beragam industri ini bukan tanpa persaingan. "Pasar terus dibanjiri olh produk baru, baik itu dari luar maupun dalam negeri. Biasanya para importir mulai membangun brand image untuk produk-produk baru butuh waktu 6-12 bulan," ungkap Agoes.

Sementara bagi OT Group, berkaca dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami kenaikan 21,43% di tahun 2018 kemarin dibandingkan tahun sebelumnya, Yenny meyakini para wisatawan mancanegara pasti akan mencari produk lokal Indonesia. "Maka dari itu, kita optimis meluncurkan produk bir lokal yang baru," sebutnya.

PT Beverindo Indah Abadi sebagai anak usaha OT Group yang bergerak dibidang minol diketahui memproduksi sejumlah brand bir. Sekadar informasi, saat ini kapasitas terpasang pabrikan tercatat sebanyak 373.000 hektoliter per tahun.

Terkait dorongan pariwisata ini, sebelumnya Erik Pieter Mul, Direktur Keuangan PT Multi Bintang Indonesia Tbk juga memaparkan market produk minol ini tak terlepas dari geliat konsumen di sektor tersebut. Tak heran sepanjang tahun kemarin perseroan tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya.

Berkaca pada laporan keuangan di 2018 kemarin, tercatat revenue perseroan sebanyak Rp 3,64 triliun atau naik 7,6% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 3,38 triliun. Hampir 90% penjualan disumbang oleh segmen bir sebanyak Rp 3,26 triliun.

Pasar domestik diketahui masih merajai sumbangan revenue sebanyak Rp 3,6 triliun atau tumbuh sekitar 7,4% yoy. Suplai terbanyak disalurkan ke PT Bintah Bali Indah sebanyak Rp 758 miliar atau sekitar 28% dari total penjualan bersih MLBI.

Mengenai proyeksi MLBI di tahun 2019 ini manajemen mengaku belum dapat membeberkan hal tersebut lebih lanjut. Yang terang perseroan menyadari bakal menghadapi tantangan-tantangan tertentu sepanjang tahun ini.

"Walaupun saat ini kami merasa perlu terus mewaspadai perubahan-perubahan yang terjadi, namun kami masih optimis dengan prospek pasar bir di Indonesia karena fundamental ekonomi Indonesia yang bagus seiring juga karena meningkatnya kontribusi dari sektor pariwisata," tutur Erik.

Guna memaksimalkan penjualan produk-produknya, perseroan mengandalkan berbagai jalur pemasaran mulai dari restoran, kafe, hotel dan bar. Sedangkan terkait kapasitas produksi, pabrikan MLBI tercatat memiliki kemampuan produksi 1 juta hekto liter bir per tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini