KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana China mengenakan tarif atas impor minyak Amerika Serikat (AS) sebagai aksi balasan, berpotensi memukul industri minyak mentah Negeri Paman Sam. Sejumlah eksekutif perusahaan energi dan analis memprediksi kebijakan tarif tersebut bakal menghambat penjualan shale oil atau minyak serpih ke pelanggan-pelanggan besar. Sebelumnya, China menyatakan akan mengenakan tarif 25% atas impor minyak mentah, gas alam, serta batubara mulai 6 Juli mendatang, jika AS terus melanjutkan kebijakan tarif atas barang-barang China. Untuk pertama kalinya, China memperhitungkan sektor energi dalam perselesihan kedua negara tersebut lantaran selama ini tarif impor telah mengganggu impor logam dan panel surya China, serta ekspor peralatan medis dan kedelai AS.
Produsen minyak AS cemaskan ancaman China soal tarif impor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana China mengenakan tarif atas impor minyak Amerika Serikat (AS) sebagai aksi balasan, berpotensi memukul industri minyak mentah Negeri Paman Sam. Sejumlah eksekutif perusahaan energi dan analis memprediksi kebijakan tarif tersebut bakal menghambat penjualan shale oil atau minyak serpih ke pelanggan-pelanggan besar. Sebelumnya, China menyatakan akan mengenakan tarif 25% atas impor minyak mentah, gas alam, serta batubara mulai 6 Juli mendatang, jika AS terus melanjutkan kebijakan tarif atas barang-barang China. Untuk pertama kalinya, China memperhitungkan sektor energi dalam perselesihan kedua negara tersebut lantaran selama ini tarif impor telah mengganggu impor logam dan panel surya China, serta ekspor peralatan medis dan kedelai AS.