KONTAN.CO.ID - BERLIN. Produsen mobil B-ON, perusahaan yang mengambil alih produksi Streetscooter, secara resmi mengajukan insolvensi di Pengadilan Distrik Aachen, Jerman. Dikabarkan, terjadi masalah kemacetan pengiriman dan kualitas komponen yang menyebabkan penurunan produksi dan berujung pada kesulitan pembayaran. Dalam Undang-Undang Kepailitan Jerman, proses insolvensi akan dimulai apabila Pengadilan berpendapat bahwa debitur tidak liquid yaitu tidak dapat membayar utangnya apabila jatuh tempo. Kemudian, debitur memiliki aset yang seluruh nilainya tidak cukup untuk membayar kewajibannya. Sedikit kilas balik, Streetscooter, produsen kendaraan komersial ringan listrik atau Electric Light Commercial Vehicle (eLCV) asal Jerman ini sempat diisukan akan diakuisisi oleh holding perusahaan baterai BUMN yaitu PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC).
Baca Juga: Serius Garap Kendaraan Listrik, IBC Melirik Pabrikan Otomotif Asal Inggris Tadinya IBC akan ikut andil melalui konsorsium Odin Automotive dalam mengakuisisi Streetscooter. Namun, IBC kalah cepat. Aksi korporasi itu pun keburu dikebut pihak lain di mana Odin Automotive dengan didukung beberapa mitra investasi global institusional dan swasta lebih dahulu mengambil momentum mengakuisisi produsen kendaraan listrik asal Jerman itu. Namun baru setahun lebih berjalan, B-ON (sebelumnya bernama Odin Automotive) selaku pihak yang membeli bisnis manufaktur Streetscooter, dikabarkan kesulitan keuangan. Melansir pemberitaan electrive.com B-ON telah mengajukan insolvensi di Jerman. Menurut perusahaan audit dhlpg yang berbasis di Bonn, Dr Dirk Wegener telah ditunjuk sebagai Administrator Insolvensi Sementara. Pengacara dan mitra dhpg mengatakan permasalahan ini akan berdampak pada 78 karyawan B-ON GmbH dan sekitar 170 karyawan pabrik Neapco yang berbasis di Düren, yang memproduksi Sherpa (sebelumnya dikenal sebagai Streetscooter) untuk anak perusahaan B-ON di Jerman. Namun, insolvensi ini ini diklaim tidak mempengaruhi anak perusahaan lainnya. Berdasarkan pernyataan resmi, kemacetan pengiriman dan masalah kualitas komponen menyebabkan penurunan produksi dan, akibatnya, kesulitan pembayaran. Administrator Kepailitan Sementara, Wegener menyatakan, produksi akan segera dilanjutkan. Untuk mencapai tujuan ini, pihaknya telah mengadakan pembicaraan awal dengan pelanggan dan pemasok, yang akan dilanjutkan secara intensif selama beberapa hari ke depan. Berdasarkan laporan yang disampaikan electrive.com sebelumnya, produksi Sherpa telah dihentikan segera. Ketua dewan pekerja, Jürgen Müller, mengatakan kepada media setempat, Aachener Zeitung, bahwa pencapaian bisnis selama setahun terakhir yang disajikan pada bulan April terlihat baik.