Produsen Mobil Listrik China Ramai-ramai Investasi Bangun Pabrik di Thailand



KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Produsen kendaraan listrik (EV) China akan semakin gencar berinvestasi di Thailand. Setelah sebelumnya sudah ada komitmen investasi senilai US$ 1,44 miliar dari sejumlah produsen EV di Negeri Gajah tersebut, beberapa kesepakatan investasi baru juga sedang diproses Dewan Investasi Thailand (BOI).

Thailand sebagai pusat produksi mobil terbesar di Asia Tenggara telah lama didominasi oleh perusahaan otomotif Jepang. Gelombang investasi baru China ini telah didukung oleh pemerintah Thailand dengan peluncuran sejumlah insentif bagi investor China. Hal ini sejalan dengan upaya negara ini untuk mengarahkan 30% produksi kendaraan pada tahun 2030 berasal dari mobil listrik. 

Menurut keterangan BOI dilansir Reuters, Senin (10/7), ada beberapa rencana investasi perusahaan mobil listrik China yan sedang diproses. Diantaranya ada Chongqing Changan Automobile, GAC Aion, dan Chery Automobile China.


Chongqing Changan Automobile merupakan perusahaan pelat merag China dan memiliki kemitraan dengan Ford dan Mazda. "Perusahaan ini akan menginvestasikan 9,8 miliar baht untuk mendirikan pabrik kendaraan listrik pertama di luar China," kata BOI dalam keterangannya.

Sedangkan GAC Aion berencana menginvestasikan lebih dari 6,4 miliar baht untuk untuk bangun pabrik produksi mobil listrik di Thailand. GaG Aion ini adalah anak usaha dari perusahaan otomotif BUMN China, Guangzhou Automobile Group (GAC).

Adapun Chery Automobile China disebut sangat tertarik untuk berinvestasi di Thailand dan berencana memasuki pasar awal tahun depan. Perusahaan ini pertama kali meluncurkan EV yang dikembangkan sendiri pada tahun 2009.

Pada Mei lalu, Reuters juga melaporkan bahwa pembuat mobil Cina Geely juga dalam tahap awal merencanakan masuk ke Thailand, termasuk menimbang model untuk impor dan manufaktur lokal.

Gelombang investasi perusahaan mobil listrik China tampaknya bisa membantu meningkatkan popularitas EV di Thailand, pasar mobil terbesar kedua di Asia Tenggara.

Pada paruh pertama tahun 2023, lebih dari 31.000 EV telah didaftarkan di Thailand. Jumlah tersbeut lebih dari tiga kali lipat dari tahun 2022. Kesenjangan harga antara mobil listrik dan mobil bermesin bakar fosil juga menyempit, sebagian karena subsidi pemerintah.

Sementara perusahaan EV China yang sudah melakukan kesepakatan investasi di Thailand, diantaranya Great Wall Motor China, China SAIC Motor, BYD, dan Hozon New Energy Automobile China.

Great Wall Motor China masuk ke Thailand pada tahun 2020 dengan mengakuisisi pabrik dari General Motors senilai 22,6 miliar baht  atau setara US$ 647,38 juta. Pabrik ini ditranformasikan untuk jadi pusat produksi mobil EV dan hibrida.

Saingan China SAIC Motor, yang memiliki MG Motor dan bermitra dengan konglomerat pemilik Charoen Pokphand Group, meluncurkan EV pertamanya di Thailand pada 2019. Perusahaan ini menginvestasikan 500 juta baht untuk memperluas pabrik yang ada untuk suku cadang EV dan manufaktur baterai.

Sementara BYD menginvestasikan 17,9 miliar baht untuk mendirikan fasilitas baru di Thailand yang akan mulai memproduksi 150.000 mobil penumpang per tahun mulai 2024. Beberapa di antaranya akan diekspor ke Asia Tenggara dan Eropa.

Adapun Hozon New Energy Automobile China juga bekerja sama dengan Majelis Umum Bangchan Thailand untuk memproduksi secara lokal model NETA V listrik mulai tahun depan.

Editor: Dina Hutauruk