JAKARTA. Perusahaan farmasi asal Inggris GlaxoSmithKline (GSK) membidik pertumbuhan pendapatan 20% di pasar Indonesia pada tahun depan. Melalui PT Sterling Product Indonesia, perusahaan itu berencana menerapkan dua strategi bisnis.
Pertama, fokus pada kategori produk. Perlu Anda ketahui, GSK memiliki empat kategori produk yakni
Oral Health (kesehatan mulut),
Wellness (kesehatan),
Nutrition (nutrisi) dan
Skin Health (kesehatan kulit). Empat kategori produk itu memiliki ratusan merek produk. Tiga diantaranya adalah Panadol, Sensodyne dan Scott's.
Hingga saat ini, porsi kontribusi penjualan empat produk itu di Indonesia adalah 44%
Oral Health, 41%
Wellness, 13%
Nutrition dan sisanya 2%
Skin Health. Manajemen PT Sterling Product masih menaksir porsi kontribusi sama tahun depan.
President Director GSK-Sterling Product Indonesia Pawan Sud beralasan, porsi kontribusi produk Skin Health masih mini karena produk itu paling baru masuk pasar Indonesia. "Sehingga masih butuh
branding awareness dan inovasi produk agar sesuai dengan pasar Indonesia," ujar Pawan dalam wawancara khusus dengan KONTAN, Rabu (10/12). Sayang, GSK enggan menyebutkan nilai investasinya untuk mengembangkan bisnis di Indonesia. Yang pasti nilai investasi itu untuk mendanai kegiatan riset dan pengembangan, belanja iklan serta produksi. Strategi
kedua, fokus pada target pasar. Sasaran GSK adalah dokter, konsumen ritel serta distributor atau
retailer. Rupanya GSK juga membedakan konsumen ke dua jenis yakni
consumer dan
shopper. "Terkadang
consumer membeli produk yang ditentukan oleh
shopper, maka itu produk kami harus betul-betul melekat di benak
shopper dan
consumer agar keduanya punya pemahaman yang sama," terang Pawan. Oleh karena itulah, GSK biasa menggenjot kampanye iklan atas sebuah produk. Lamanya kampanye iklan ini sekitar dua sampai tiga tahun. Sementara mengenai jejaring pemasaran, perusahaan itu mengklaim saat ini sudah mendekap 300.000 distributor langsung. Plus, 90.000
franchise pihak ketiga, dengan total 2,4 juta gerai yang terdiri dari distributor dan
retailer. Dalam perhitungan bisnis GSK, Indonesia adalah satu dari enam pasar terpenting. Lima pasar terpenting lain adalah India, China, Nigeria, Brazil dan Amerika Serikat. Hitungan bisnis itu sekaligus menandai peran Indonesia yang menjadi satu-satunya negara di wilayah Asia Tenggara yang telah memberikan kontribusi pendapatan cukup signifikan bagi GSK. Sayang, GSK tak berbagi informasi besaran kontribusi pendapatan yang dimaksud. Pawan memilih menjelaskan katalis positif bisnis di Indonesia. Antara lain pertumbuhan ekonomi yang menarik dan jumlah penduduk yang besar dengan komposisi demografi menguntungkan. "Karena itulah kami menargetkan pertumbuhan agresif yakni di atas 20% pertahunnya. Termasuk tahun depan," ujar Pawan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina