Bulan Ramadan selalu membawa berkah bagi para produsen perlengkapan alat shalat. Tak terkecuali produsen peci. Selama Ramadan ini, mereka kebanjiran order. Ahmad Dimyati, termasuk salah satu produsen peci yang menikmati berkah bulan Ramadan. Pria asal Mojokerto, Jawa Timur ini sudah 12 tahun menggeluti usaha pembuatan peci. Ia memproduksi peci anak-anak hingga orang dewasa. Aneka model peci buatannya antara lain peci rajut, rotan, border, beludru, peci nasional, peci turkey, dan lain-lain. Peci itu dibanderol mulai harga Rp 80.000–Rp 950.000 per kodi.
Konsumen Rahmat datang dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Sulawesi. Namun, sebagian besar produksinya dipasarkan di daerah Surabaya dan sekitarnya.Rahmat mengaku, mulai kebanjiran order sejak tiga bulan menjelang lebaran. Saat memasuki bulan Ramadan, pesanan bahkan sudah penuh. Pada hari biasa ia hanya mampu memasarkan 20-an kodi peci per minggu. "Sekarang pesanan meningkat dua kali lipat,” ujarnya. Omzetnya pada hari biasanya mencapai Rp 40 juta per bulan. Nah, menjelang lebaran omzetnya meningkat hingga dua kali lipat. Selain untuk keperluan ibadah, order peci juga banyak untuk keperluan kegiatan perayaan hari kemerdekaan pada 17 Agustus mendatang. Lantaran banjir pesanan, ia mengaku, tidak bisa menikmati libur lebaran. “Usai idul fitri, saya harus segera mengerjakan pesanan peci untuk Paskibraka,” jelasnya. Menurut Rahmat, peluang berbisnis peci masih cukup menjanjikan. Sebenarnya potensi permintaan lebih besar. Namun, ia tak bisa menerima semuanya karena keterbatasan tenaga kerja. “Sebenarnya, order selalu banyak, tapi saya kekurangan orang untuk memenuhi semua pesanan yang masuk,” ungkap Rahmat. Pemain lainnya adalah Cecep Rizal (33) dari Tasikmalaya. Ia sudah menggeluti usaha produksi peci sejak tahun 2012. Rizal sendiri fokus memproduksi peci rajut. Peci rajut buatannya dijual dijual seharga Rp 100.000–Rp 150.000 per kodi. Peci tersebut dijual langsung dan juga lewat online. Konsumennya tersebar dari sabang sampai Merauke.
Rata-rata setiap bulan, Rizal yang dibantu sembilan orang karyawan, memproduksi 500 kodi peci border. Dari sana, ia bisa meraup omzet hingga Rp 50 juta per bulan. Namun, sebulan sebelum puasa, order yang datang pun meningkat melebihi dari kemampuan produksi perajin. Rizal bilang, saat ini, order sudah penuh hingga lebaran nanti. Menurut Rizal, sejak sebulan terakhir, omzetnya sudah meningkat hingga 30%.Ia bilang, peningkatan omzet bisa jauh lebih besar jika kapasitas produksinya mencukupi. “Order banyak yang kita tolak karena kemampuan produksi kita terbatas,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri