KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Top1 merupakan salah satu merek pelumas yang menolak pemberlakuan wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk oli yang beredar di dalam negeri. Alasan utama dalam peraturan Nomor Pelumas Terdaftar (NPT) dinilai sudah mewakili. Brand Activation and Public Relations Manager PT Topindo Atlas Asia Akmeilani menjelaskan, dalam peraturan NPT itu sudah lebih dari cukup, karena di dalamnya tertuang aturan wajib SNI. Bahkan regulasi itu juga diatur pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi 019K/34/M.PE/1998 tentang wajib daftar pelumas yang beredar di Indonesia. "Dalam NPT itu sudah termasuk SNI, bahkan itu sudah mengacu pada Kepres 21 tahun 2001, dan masih berlaku sampai sekarang ini. Kalau memang itu kurang, kenapa sampai sekarang masih berlaku dan tidak dipermasalahkan sejak awal," ujar Akmeilani di Jakarta, Senin (25/2) malam.
Produsen pelumas diam-diam menggugat kewajiban SNI ke Mahkamah Agung
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Top1 merupakan salah satu merek pelumas yang menolak pemberlakuan wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk oli yang beredar di dalam negeri. Alasan utama dalam peraturan Nomor Pelumas Terdaftar (NPT) dinilai sudah mewakili. Brand Activation and Public Relations Manager PT Topindo Atlas Asia Akmeilani menjelaskan, dalam peraturan NPT itu sudah lebih dari cukup, karena di dalamnya tertuang aturan wajib SNI. Bahkan regulasi itu juga diatur pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi 019K/34/M.PE/1998 tentang wajib daftar pelumas yang beredar di Indonesia. "Dalam NPT itu sudah termasuk SNI, bahkan itu sudah mengacu pada Kepres 21 tahun 2001, dan masih berlaku sampai sekarang ini. Kalau memang itu kurang, kenapa sampai sekarang masih berlaku dan tidak dipermasalahkan sejak awal," ujar Akmeilani di Jakarta, Senin (25/2) malam.