JAKARTA. Imbas melonjaknya harga minyak dunia beberapa bulan terakhir melebar kemana-mana. Yang kini giliran menjerit adalah para produsen plastik. Tingginya lonjakan harga minyak sontak melambungkan harga bahan baku utama plastik, yakni polyethylene (PE) dan polypropiline (PP) . Awal Februari ini harga PE dan PE naik menjadi sekitar US$ 1.550 per ton dari bulan sebelumnya yang sekitar US$ 1.500 per ton. “Celakanya, kami tak bisa mengimbanginya dengan menaikkan harga jual,” kata Budi Susanto Sadiman, Wakil Ketua Asosiasi Industri Plastik dan Olefin Indonesia (Inaplas), Senin (7/2). Para produsen memilih menahan harga karena mempertimbangkan daya beli konsumen yang cenderung melemah. Menurut Budi, tingginya inflasi dalam negeri berdampak pada melemahnya daya beli.
Produsen plastik memangkas margin
JAKARTA. Imbas melonjaknya harga minyak dunia beberapa bulan terakhir melebar kemana-mana. Yang kini giliran menjerit adalah para produsen plastik. Tingginya lonjakan harga minyak sontak melambungkan harga bahan baku utama plastik, yakni polyethylene (PE) dan polypropiline (PP) . Awal Februari ini harga PE dan PE naik menjadi sekitar US$ 1.550 per ton dari bulan sebelumnya yang sekitar US$ 1.500 per ton. “Celakanya, kami tak bisa mengimbanginya dengan menaikkan harga jual,” kata Budi Susanto Sadiman, Wakil Ketua Asosiasi Industri Plastik dan Olefin Indonesia (Inaplas), Senin (7/2). Para produsen memilih menahan harga karena mempertimbangkan daya beli konsumen yang cenderung melemah. Menurut Budi, tingginya inflasi dalam negeri berdampak pada melemahnya daya beli.