Produsen roti gigit jari saat bulan suci



JAKARTA. Bulan suci Ramadan ternyata tidak selamanya membawa berkah pada industri makanan dan minuman. Beberapa jenis makanan seperti roti justru bakal turun sepanjang bulan puasa nanti. Direktur Operasional PT Nippon Indosari, produsen roti merek "Sari Roti", Yusuf Hadi mengungkapkan, penjualan roti biasanya memang akan turun sekitar 10%-15% saat puasa. Menurutnya, saat puasa, masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi jenis makanan lain guna kebutuhan buka puasa maupun sahur. "Konsumen sedikit menurunkan konsumsi roti," imbuh Yusuf. Kondisi tersebut membuat Sari Roti tidak berniat menaikkan produksi sepanjang puasa nanti. Saat ini, produksi Sari Roti mencapai 1,3 juta-1,5 juta pieces per hari. Jumlah produksi sebanyak itu kebanyakan diserap oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). "Kami agak susah menaikkan produksi, karena roti itu produk yang tidak bisa disimpan lama," jelas Yusuf. Ketua Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (Apebi), Chris Hardijaya mengakui, penjualan roti saat puasa memang selalu turun. Bahkan, dalam taksirannya, penurunan penjualan itu bisa mencapai 30%-40%. Penurunan itu biasanya lebih dominan terjadi pada produsen roti skala menengah dan kecil. Chris bilang, ada dua faktor yang membuat turunnya penjualan roti. Pertama, permintaan berkurang, sebab masyarakat beralih mengonsumsi makanan yang lebih tinggi kandungan karbohidratnya. Kedua, kenaikan harga bahan baku roti, seperti telur, terigu dan gula. Para produsen roti skala kecil biasanya memang membeli bahan bakunya dari pedagang grosiran. Jumlahnya pun tidak terlalu banyak sehingga mereka tetap merasakan kenaikan harga. Mereka pasti keteteran menghadapi kondisi tersebut. Imbasnya, mereka memilih untuk menurunkan produksinya atau bahkan menghentikan produksinya saat puasa. "Daripada rugi, mending istirahat dulu," kata Chris. Meski begitu, Chris bilang, penjualan roti akan berangsur normal setidaknya mulai seminggu setelah Lebaran. Masyarakat terutama yang berada di perkotaan akan kembali mengonsumsi roti. Terlebih mereka biasanya masih ditinggalkan mudik para pembantunya. Alhasil, roti menjadi pilihan paling logis sebagai penganan mereka. "Roti kan makanan praktis, jadi saat pembantu belum datang, mereka akan memilih itu," jelas Chris. Yusuf pun tidak terlalu khawatir kondisi penjualan saat puasa akan berpengaruh banyak pada perusahaannya. Yusuf memandang, tren penurunan itu hanya berlangsung sebentar sehingga tidak membahayakan penjualan produk Sari Roti. "Semuanya akan kembali normal setelah Lebaran," kata Yusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: