Produsen sari kedelai bersiap naikkan harga



JAKARTA. Industri dalam negeri yang menggunakan bahan baku kedelai semakin was-was belakangan ini. Pasalnya, harga kedelai di pasar internasional terus melonjak. Di Chicago Board of Trade (CBOT) misalnya, menurut Bloomberg harga kedelai hari Selasa (8/2) untuk pengiriman Maret 2011 naik menjadi US$ 14,35 per bushel (27,2 kilogram). Bandingkan dengan harga rata-rata kedelai di bulan Januari US$ 14,13 per bushel.

Harga kedelai terus melonjak sejak Juli tahun lalu. Waktu itu, harga kedelai rata-rata US$ 10,13 per bushel. Pada bulan-bulan sebelumnya, harga kedelai itu relatif stabil di kisaran US$ 9,0 per bushel.

Hingga kini, harga kedelai tersebut tidak kunjung turun, bahkan cenderung naik. Maka tidak aneh kalau industri berbasis kedelai harus menaikkan harga jual produknya.


Menurut Benny Kusbini, Ketua Dewan kedelai Nasional, kenaikan harga kedelai di pasar dunia terjadi karena adanya gagal panen di negara-negara produsen. Selain itu, kata Benny, harga meningkat lantaran kedelai juga digunakan sebagai bahan baku biofuel. "Akibatnya, permintaan kedelai melonjak, sementara pasokan terus berkurang," katanya.

Salah satu industri yang terkena dampak kenaikan harga kedelai itu adalah industri minuman sari kedelai. Saat ini, mereka merancang untuk menaikan harga jual sari kedelai untuk menyesuaikan dengan biaya produksi yang naik.

Suroso Natakusumah, Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim), mengatakan, kalangan industri minuman dari kedelai akan menaikan harga produk sari kedelai hingga 10% . "Kalau harga kedelai terus naik lagi, maka kami tidak punya pilihan selain menaikkan harga lagi," ujar Suroso kepada KONTAN.

Sekadar catatan, minuman sari kedelai itu biasa dijual kiloan atau dikemas dalam botol berbagai ukuran. Harga minuman sari kedelai kiloan biasanya bervariasi dari harga Rp 40.000- Rp 50.000 per kilogram. Dengan rencana kenaikan sebesar 10%, maka harga minuman sari kedelai bisa naik menjadi Rp 44.000-Rp 55.000 per kilogram.

Ketika ditanya kapan produsen akan menaikkan harga jual produk berbahan kedelai, Suroso belum mau merincinya. Ia cuma berkata, kenaikan itu akan dilakukan tahun ini. "Kenaikan harga itu di semester I ini," imbuhnya. Namun dia berharap, harga kedelai segera turun. Dengan demikian, tidak perlu ada kenaikan harga.

Benny memaklumi kenaikan harga produk turunan kedelai. Menurutnya, kenaikan harga industri turunan sudah konsekuensi dari kenaikan harga kedelai dunia.

Industri turunan kedelai, paparnya, harus bisa menerima kenaikan harga itu, karena sebelumnya Organisasi Pangan Dunia (FAO) sudah memberi peringatan soal terbatasnya pasokan kedelai tahun ini.

Harga kecap bertahan

Toh tidak semua produsen makanan yang menggunakan kedelai akan menaikkan harga. Contohnya produsen kecap. Andra Wibisana, Brand Manager PT Heinz ABC mengklaim, harga kecap dari perusahaannya masih stabil dan tidak terpengaruh kenaikan harga kedelai.

Maklum, papar Andra, kandungan kedelai dalam kecap relatif kecil, yaitu kurang dari 10%. Bahan baku utama pembuatan kecap adalah gula merah yang porsinya bisa mencapai 90%. Makanya, kenaikan harga kedelai tersebut belum terlalu berpengaruh.

"Kami jamin harga kecap di tahun ini tidak akan naik," ujar Andra. Sekadar informasi, harga kecap produksi Heinz ABC berada di kisaran Rp 250-Rp 20.000, tergantung ukuran kemasannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini