Produsen sawit berlomba memproduksi benih unggul



JAKARTA. Walau industri minyak sawit tengah mengalami banyak hambatan, namun produsen sawit tetap berlomba-lomba memproduksi benih sawit kualitas unggul dengan spesifikasi produksi yang lebih banyak serta panen cepat. Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Michael Kesuma mengatakan, dengan segala hambatan yang ada pihaknya terus berkomitmen mengembangkan bisnis sektor ini. "Aktivitas riset tetap dilanjutkan, lanjut terus dan fokus pada inovasi," kata Michael, Senin (8/5). Moratorium lahan perkebunan yang telah berlangsung selama enam tahun menjadi tantangan tersendiri bagi produsen benih sawit. Oleh karenanya tahun ini, SGRO menargetkan tahun ini penjualan sawitnya berada dikisaran 8 juta butir, atau tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Hingga saat ini SGRO telah memproduksi sebanyak sembilan varietas. Dari sembilan varietas benih sawit yang diproduksi itu, enam varietas DxP Sriwijaya dan tiga varietas DxP Sriwijaya Semiklon. Selain untuk internal, 80% penjualan benih sawit SGRO dijual ke pasaran. Sementara itu, guna meningkatkan daya saing produksi minyak sawit, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) merilis dua klon kelapa sawit. Dua klon itu digadang menghasilkan tanaman dengan potensi produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tinggi. Direktur SMART Tony Liwang mengatakan, saat ini klon kelapa sawit yang dihasilkan tersebut masih dalam tahap percobaan dan belum dipasarkan secara luas. "Masih untuk internal," kata Tony. Dari hasil penelitian di laboratorium dan pengujian di lapangan, Klon kelapa sawit Eka 1 memiliki kelebihan antara lain masa panen yang singkat yakni mulai usia 24 bulan. Rendeman minyak 32,56% dengan potensi CPO pada umur di atas 9 tahun mencapai 10,8 ton per ha/tahun. Sementara untuk klon kelapa sawit Eka 2, buah sawit dapat dipanen pada umur 24 bulan, dengan rendemen minyak 35,97% dan potensi CPO 13 ton per ha/tahun. Kedua klon ini dihasilkan melalui kultur jaringan. Pelepasan klon kelapa sawit ini menjadi sebuah terobosan dalam pemuliaan kelapa sawit. Sehingga dapat mempercepat proses menghasilkan bahan tanaman sawit yang lebih unggul. Penggunaan klon pada kelapa sawit setidaknya dapat memberikan kepastian kepada pekebun terkait keseragaman tanaman, bebas dura kontaminasi, serta karakter unggul pada tanaman. Sepanjang tahun 2017 ini SMART menargetkan penjualan total benih sawit sekitar 13-15 juta butir. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan dengan penjualan tahun lalu yang berada dikisaran 10 juta butir benih. Sebelumnya, Managing Director Asian Agri Kelvin Tio mengatakan, tahun ini secara umum proyeksi penjualan benih sawit akan lebih baik dibandingkan tahun 2016 lalu. Secara nasional, produksi benih sawit tahun lalu turun drastis di kisaran 76 juta butir kecambah secara nasional. Padahal pada tahun 2015, total penjualan benih sawit secara nasional sempat mencapai 94 juta butir kecambah. Penurunan permintaan benih sawit tahun lalu disebabkan banyaknya perusahaan yang tidak membuka lahan karena beberapa faktor salah satunya harga CPO yang sedang rendah. Asian Agri lewat anak usahanya PT Tunggal Yunus Estate memprediksi penjualan benih kelapa sawit pada tahun ini mencapai 15 juta butir kecambah. Proyeksi ini naik 25% dibandingkan penjualan tahun 2016 yang diperkirakan mencapai 12 juta butir kecambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan