JAKARTA. Kemenperin saat ini sedang menggodok rencana pemberian kompensasi atas kenaikan tarif dasar listrik (TDL) industri. Salah satu sektor yang pernah meminta kompensasi adalah industri semen, yang sebelumnya meminta pembebasan bea masuk impor generator mesin listrik pada Kementrian Perindustrian, agar bisa memproduksi listrik alternatif sendiri. Namun sejumlah perusahaan semen sudah terlebih dahulu mengerek harga jual mereka Salah satunya adalah PT Semen Baturadja. Sampai dengan kuartal satu tahun ini, emiten berkode saham SMBR ini, sudah menaikkan harga jual rata-rata sebesar 0,7%. "Sampai dengan akhir tahun, insyallah semoga hanya kurang dari 1%," ujar Zulkifri Subli, Corporate Secretary SMBR. Ia menjelaskan kenaikkan harga jual akan sangat tergantung pada perkembangan permintaan pasar.Menanggapi soal kompensasi, Widodo Santoso, Ketua Umum Asosiasi Semen enggan berbicara banyak. "Saya belum mau bicara dulu soal itu, masih dalam proses pembicaraan dengan pemerintah. Seminggu lagi mungkin kamu bisa hubungi saya," ujar Widodo.Hal senada juga diungkapkan oleh Harjanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian. Dia mengaku sedang memikirkan urgensi kompensasi sementara harga jual semen sudah ikut naik. "Tunggu saja kalau sudah disetujui Pak Menteri Perindustrian untuk diusulkan ke Kementerian Keuangan," ujar Harjanto.
Produsen semen mulai menaikkan harga jual
JAKARTA. Kemenperin saat ini sedang menggodok rencana pemberian kompensasi atas kenaikan tarif dasar listrik (TDL) industri. Salah satu sektor yang pernah meminta kompensasi adalah industri semen, yang sebelumnya meminta pembebasan bea masuk impor generator mesin listrik pada Kementrian Perindustrian, agar bisa memproduksi listrik alternatif sendiri. Namun sejumlah perusahaan semen sudah terlebih dahulu mengerek harga jual mereka Salah satunya adalah PT Semen Baturadja. Sampai dengan kuartal satu tahun ini, emiten berkode saham SMBR ini, sudah menaikkan harga jual rata-rata sebesar 0,7%. "Sampai dengan akhir tahun, insyallah semoga hanya kurang dari 1%," ujar Zulkifri Subli, Corporate Secretary SMBR. Ia menjelaskan kenaikkan harga jual akan sangat tergantung pada perkembangan permintaan pasar.Menanggapi soal kompensasi, Widodo Santoso, Ketua Umum Asosiasi Semen enggan berbicara banyak. "Saya belum mau bicara dulu soal itu, masih dalam proses pembicaraan dengan pemerintah. Seminggu lagi mungkin kamu bisa hubungi saya," ujar Widodo.Hal senada juga diungkapkan oleh Harjanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian. Dia mengaku sedang memikirkan urgensi kompensasi sementara harga jual semen sudah ikut naik. "Tunggu saja kalau sudah disetujui Pak Menteri Perindustrian untuk diusulkan ke Kementerian Keuangan," ujar Harjanto.