KONTAN.CO.ID - Baru-baru ini sebuah produsen senapan jarak jauh asal Rusia, Lobaev Arms, menguji peluru dengan kecepatan hipersonik yang diklaim mampu menembus target secara instan dan efektif. Vladislav Lobaev, pendiri dan kepala Lobaev Arms, mengatakan bahwa amunisi tersebut masih disebut "berpotensi hipersonik", karena saat ini amunisi tersebut bergerak di ambang kecepatan hipersonik. "Lobaev Arms telah melanjutkan pengembangan dan mulai menguji kemungkinan amunisi hipersonik. Kami dapat memproduksinya dalam versi yang hampir hipersonik atau menjadi hipersonik," kata Lobaev, dikutip
RIA Novosti.
Baca Juga: Kim Jong Un Kunjungi Pabrik Pesawat Tempur Rusia Lobaev menjelaskan bahwa kecepatan hipersonik setara dengan 1.500 meter per detik (m/s) atau di atas 5 Mach. Sementara peluru penembak jitu berkecepatan tinggi adalah peluru yang terbang dengan kecepatan 900 m/s. Kepada wartawan hari Selasa (19/9), Lobaev menjelaskan bahwa perusahaannya sempat menghentikan proyek peluru hipersonik karena kebutuhan untuk meningkatkan produksi massal senjata yang diminta negara. Namun saat ini pengerjaan peluru hipersonik telah telah dilanjutkan setelah pasukan Ukraina diketahui mulai menggunakan amunisi baru kaliber 10x100 mm di medan perang. "Musuh menggunakan kaliber ini pada jarak di luar jangkauan senapan kaliber Cheytac (10.3x77 mm), yakni pada jarak 2,4-2,6 kilometer. Peluru-peluru ini berbahaya karena dapat menembus perlindungan lapis baja apa pun pada jarak 1,7-1,8 kilometer tanpa menggunakan pelapis baja," kata Lobaev.
Baca Juga: Moskow Tembakkan Rudal Jelajah dalam Latihan Militer Laut antara Rusia & Alaska Meningkatkan Kemampuan Penembak Jitu
Rencana Lobaev untuk memproduksi peluru senapan dengan kecepatan hipersonik telah disampaikan sejak tahun 2018 lalu. Saat itu Lobaev menetapkan tujuan mengembangkan amunisi senjata kecil dengan kecepatan 2.000 m/s. Menurutnya, peluru tersebut diperlukan untuk meningkatkan jangkauan dari senapann jarak jauh berpresisi tinggi dan memberikan jangkauan
"grazing fire" yang lebih tinggi. Mengutip
Sputnik News, grazing fire adalah istilah yang digunakan dalam ilmu kemiliteran yang berarti tembakan kira-kira sejajar dengan tanah. Calon peluru hipersonik buatan Lobaev ini juga tidak akan diisi dengan bubuk mesiu, tetapi dengan bahan kimia peledak dengan komposisi khusus.
Baca Juga: Sekjen NATO: Jika Ingin Perang Berakhir, Maka Kirim Dukungan Militer ke Ukraina Peluru hipersonik dipercaya mampu meminimalkan dampak faktor eksternal dan memberikan waktu lebih sedikit kepada target untuk menghindari kehancuran. Dalam melakukan tugasnya, para penembak jitu harus mampu menghadapi berbagai tantangan seperti jarak target yang sangat jauh, arah angin, kecepatan angin, bahkan kepadatan udara dan suhu untuk memaksimalkan akurasi. Selain mengembangkan amunisi inovatif, Lobaev Arms juga menciptakan berbagai macam senjata kaliber besar, presisi tinggi, dan jarak jauh. Perusahaan ini tidak pernah memasok senapannya ke Angkatan Darat Rusia, melainkan ditujukan untuk ekspor dan pasar sipil. Lobaev Arms baru memenuhi pesanan dari negara sejak operasi militer khusus Rusia di Ukraina dimulai tahun lalu. Militer Rusia bahkan telah menjadi pelanggan utama Lobaev Arms.