JAKARTA. Para produsen tepung terigu siap meningkatkan produksi terutama untuk menghadapi puasa. Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies menuturkan, produksi terigu biasanya hanya 300.000 ton per bulan. Namun, mulai Juli ini, para produsen terigu sudah berancang-ancang meningkatkan kapasitas produksinya. "Kami menargetkan produksi bisa naik menjadi 360.000 ton per bulan," tutur Ratna ketika dihubungi KONTAN, Selasa (12/7).Ratna bilang, peningkatan produksi mutlak dilakukan karena permintaan terus meningkat terutama sebulan menjelang puasa ini. Peningkatan permintaan ini terjadi merata baik dari industri makanan besar maupun kalangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Mereka membutuhkan terigu lebih banyak agar bisa memenuhi lonjakan permintaan dari masyarakat.Rencana menggeber produksi terigu ini diyakini bakal terealisasi dengan baik. Pasalnya, pasokan bahan baku gandum dari luar negeri cukup baik. Para produsen juga sudah siap melakukan strategi tambahan, seperti menambah jam kerja dan jumlah sumber daya manusia. "Semuanya sudah siap, produksi pasti akan meningkat," tandas Ratna.Namun, Ratna menyebut, peningkatan produksi itu tidak akan diikuti dengan kenaikan harga terigu di pasar. Para produsen terigu belum punya rencana menaikkan harga jual, karena harga bahan baku masih dalam kondisi wajar. Masyarakat tidak perlu khawatir harga terigu akan naik menjelang bulan puasa nanti. "Memang akan naik sedikit tapi masih dalam taraf stabil," ujarnya. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, harga rata-rata tepung terigu hingga 12 Juli kemarin senilai Rp 7.616 per kilogram, naik 0,66% dibandingkan harga rata-rata Juni yang sebesar Rp 7.566 per kg.Kepala Komunikasi Perusahaan PT Mayora Indah Tbk Sri Bugo Suratmo mengakui, produsen makanan nasional termasuk Mayora memang sedang membutuhkan lebih banyak terigu. Pasalnya, Mayora bakal meningkatkan produksi makanannya guna memenuhi lonjakan permintaan dari masyarakat. Namun, dia belum bisa membeberkan peningkatan produksi perusahaanya. Namun berkaca dari tahun lalu, Mayora meningkatkan produksinya sekitar 10% hingga 20% ketika menjelang bulang puasa.Sri Bugo bilang, dari sisi ketersediaan bahan baku terigu, produsen jelas tidak mengalami masalah. Pasalnya, pasokan tepung terigu boleh dibilang melimpah sehingga memudahkan mereka untuk menggenjot produksi. Namun, para produsen justru terhambat masalah lain seperti ketersediaan gas, listrik dan masalah infrastruktur yang masih buruk. Hal ini sedikit banyak menghambat niat produsen makanan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Untuk itu, pemerintah diminta segera membenahi masalah itu terutama menjelang puasa ini.
Produsen terigu siap menggenjot produksi mulai bulan ini
JAKARTA. Para produsen tepung terigu siap meningkatkan produksi terutama untuk menghadapi puasa. Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies menuturkan, produksi terigu biasanya hanya 300.000 ton per bulan. Namun, mulai Juli ini, para produsen terigu sudah berancang-ancang meningkatkan kapasitas produksinya. "Kami menargetkan produksi bisa naik menjadi 360.000 ton per bulan," tutur Ratna ketika dihubungi KONTAN, Selasa (12/7).Ratna bilang, peningkatan produksi mutlak dilakukan karena permintaan terus meningkat terutama sebulan menjelang puasa ini. Peningkatan permintaan ini terjadi merata baik dari industri makanan besar maupun kalangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Mereka membutuhkan terigu lebih banyak agar bisa memenuhi lonjakan permintaan dari masyarakat.Rencana menggeber produksi terigu ini diyakini bakal terealisasi dengan baik. Pasalnya, pasokan bahan baku gandum dari luar negeri cukup baik. Para produsen juga sudah siap melakukan strategi tambahan, seperti menambah jam kerja dan jumlah sumber daya manusia. "Semuanya sudah siap, produksi pasti akan meningkat," tandas Ratna.Namun, Ratna menyebut, peningkatan produksi itu tidak akan diikuti dengan kenaikan harga terigu di pasar. Para produsen terigu belum punya rencana menaikkan harga jual, karena harga bahan baku masih dalam kondisi wajar. Masyarakat tidak perlu khawatir harga terigu akan naik menjelang bulan puasa nanti. "Memang akan naik sedikit tapi masih dalam taraf stabil," ujarnya. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, harga rata-rata tepung terigu hingga 12 Juli kemarin senilai Rp 7.616 per kilogram, naik 0,66% dibandingkan harga rata-rata Juni yang sebesar Rp 7.566 per kg.Kepala Komunikasi Perusahaan PT Mayora Indah Tbk Sri Bugo Suratmo mengakui, produsen makanan nasional termasuk Mayora memang sedang membutuhkan lebih banyak terigu. Pasalnya, Mayora bakal meningkatkan produksi makanannya guna memenuhi lonjakan permintaan dari masyarakat. Namun, dia belum bisa membeberkan peningkatan produksi perusahaanya. Namun berkaca dari tahun lalu, Mayora meningkatkan produksinya sekitar 10% hingga 20% ketika menjelang bulang puasa.Sri Bugo bilang, dari sisi ketersediaan bahan baku terigu, produsen jelas tidak mengalami masalah. Pasalnya, pasokan tepung terigu boleh dibilang melimpah sehingga memudahkan mereka untuk menggenjot produksi. Namun, para produsen justru terhambat masalah lain seperti ketersediaan gas, listrik dan masalah infrastruktur yang masih buruk. Hal ini sedikit banyak menghambat niat produsen makanan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Untuk itu, pemerintah diminta segera membenahi masalah itu terutama menjelang puasa ini.