Produsen TPT waspadai pelemahan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhir-akhir ini membuat banyak industri bersiap siaga jika inflasi harga bahan baku terjadi. Salah satunya produsen tekstil dan produk tekstil (TPT).

Prama Yudha Amdan, Executive Assistant President Director PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) mengatakan, untuk bahan baku yang berbasis harga internasional tentu akan mendapatkan konsekuensi logis pada perubahan nilai tukar. "Dan tentu juga akan berpengaruh pada harga di hilir," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (26/3).

Produsen TPT seperti POLY, kata Yudha, sekitar 42% dari total belanja bahan bakunya berasal dari impor. Yang diimpor produk petrokimia seperti monoethylene glycol (MEG), yang memang pasokan di dalam negeri terbatas.


Meski demikian, menurut Yudha, perseroan sejauh ini masih dapat mengatur persediaan yang ada. "Karena skema jual-beli kami terkontrak pada durasi tertentu," ungkap Yudha.

Akan tetapi POLY mengharapkan agar kondisi ini tidak berlangsung lama menyusul dengan kewajiban transaksi dalam rupiah untuk perdagangan dalam negeri. Selisih kurs yang besar dalam waktu lama tentu dapat mempengaruhi bisnis secara besar.

Menurut Yudha, seharusnya penurunan nilai tukar ini tidak berlarut-larut. Pasalnya sentimen negatif ini bermula karena kebijakan internal AS. "Karena bukan sebuah peristiwa mayor, maka seharusnya ini tidak berlarut-larut, namun bukan berarti otoritas moneter dan fiskal kita juga bisa mulai merancang tindakan antisipatif," tuturnya. 

Selain itu Yudha bilang, pelaku industri berharap penjagaan stabilitas keadaan dalam negeri juga harus diupayakan di tengah eskalasi waktu menjelang pemilu ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi