Profesi penata rambut palsu labanya nyata tertatap



Tren mode yang terus berkembang membuat permintaan rambut palsu meningkat. Apalagi di kalangan artis yang mutlak membutuhkan penampilan yang prima juga berbeda. Inilah yang membuat profesi desainer rambut palsu juga menikmati peningkatan pendapatan.Penampilan yang sempurna menjadi hal yang mutlak bagi artis dan publik figur. Banyak usaha dilakukan oleh sang artis agar tampil sempurna, seperti menggunakan rambut palsu atau wig.

Selain untuk tampil menarik, penggunaan wig bagi artis juga dimaksudkan agar tampil berbeda atau nyentrik. Tak hanya kaum hawa saja yang memakai rambut palsu, beberapa artis cowok juga banyak yang memakainya. Tren pemakaian rambut palsu oleh artis ini, tentu saja menaikkan gengsi dan permintaan wig oleh masyarakat biasa. Oleh karena itu, saat ini muncul profesi baru yaitu desainer rambut palsu.

Selain menata, desainer rambut palsu harus menyesuaikan kebutuhan konsumen. Hal itu terutama dilakukan agar rambut palsu yang dipakai benar-benar sesuai dengan muka, baju dan aksesori lainnya. Salah satu desainer rambut palsu terkenal adalah Ars Dewo Depe. Tak hanya artis dalam negeri, pria kelahiran Bandung ini juga banyak melayani artis luar negeri, seperti Beyonce Knowles dan Rihanna. "Pangsa pasarnya memang lebih menarik bagi orang asing," ujarnya.Menurut pengakuan Ars, permintaan rambut palsu lebih banyak datang dari wanita berkulit hitam. Mereka kebanyakan memiliki rambut keriting atau gimbal, sehingga harus menggunakan wig untuk memiliki rambut palsu. Ia mendapatkan pasokan rambut palsu asli dari India dan China. Selain rambut asli, ada juga rambut sintetis yang terbuat dari kulit sapi yang dipasok dari Jepang. Harga wig rambut asli, paling murah Rp 1 juta, sedangkan rambut sintetis berkisar antara Rp 500.000-Rp 700.000 per set.Ia mengatakan, tidak ada sekolah khusus untuk belajar menjadi desainer rambut palsu. "Hanya perlu kreativitas dan pengetahuan yang luas tentang fesyen," katanya. Seseorang yang bekerja di bidang ini harus tahu karakter dan bentuk wajah seseorang untuk dapat menemukan bentuk wig yang sesuai. Salah satu melatihnya adalah dengan belajar. Ars misalnya, adalah lulusan Seni Lukis Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI), Bandung. Ia mulai aktif menjalani profesi sebagai desainer rambut palsu pada akhir 2004. Selain lulusan seni lukis, pengalaman Ars yang bekerja di perusahaan desainer rambut palsu juga sangat mendukung. Dengan pengalamannya tersebut, Ars banyak menerima order dari berbagai salon kecantikan untuk menata rambut. Untuk jasanya tersebut, ia mengenakan tarif Rp 250.000-Rp 500.000 untuk satu klien. "Per bulan biasanya ada dua-tiga orang klien," ujarnya.Selain Ars, ada juga Hendro Antasari, desainer wig asal Jakarta. Pria berusia 40 tahun ini sudah menekuni profesinya sejak tahun 2002. Ia mengaku bisa memperoleh omzet hingga Rp 10 juta per bulan dari usahanya. Dengan membuka salon bernama Beauty Hair, di Kemang, Jakarta Selatan, kebanyakan pelanggan yang meminta jasanya adalah artis juga perancang busana. Untuk tiap klien, tarif yang dikenakan sebesar Rp 500.000-Rp 1 juta.Hendro mengatakan, mulai menanjak tahun 2000, tren penggunaan rambut palsu akan terus meningkat. Hal ini tentunya akan membuat jasa desainer rambut palsu semakin dibutuhkan. Karena itu, Ars dan Hendro masih melihat bahwa profesi yang dilakukannya masih cukup cerah. Walaupun saat ini berkembang teknik sambung rambut atau hair extension.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi