KONTAN.CO.ID - TOKYO. Profil Kevin Cordon, atlet badminton Guatemala datang sebagai lawan Anthony Sinisuka Ginting. Cordon bersiap jumpa Anthony Sinisuka Ginting dalam perebutan medali perunggu badminton Olimpiade Tokyo 2020. Di babak penyisihan grup, Kevin Cordon mengalahkan Lino Munoz dari Meksiko pada laga pertama. Cordon menekuk atlet lain, Ka-long Angus dari Hong Kong, China untuk mencapai babak 16 besar badminton Olimpiade Tokyo 2020.
Pada babak 16 besar, Kevin Cordon menang melawan atlet badminton asal Belanda Mark Caljouw. Cordon sempat kehilangan satu gim untuk pertama dalam laga tersebut.
Kejutan lain dari Kevin Cordon adalah kemenangan dua atas di perempat final atas Heo Kwang hee dari Korea Selatan. Olimpiade Tokyo 2020 adalah kesempatan keempat untuk Kevin Cordon berlaga. Atlet berusia 34 tahun dari Guatemala telah mencapai semifinal turnamen tunggal putra. Kevin Cordon kalah di semifinal badminton Olimpiade Tokyo 2020 dari Viktor Axelsen dari Denmark. Cordon harus kalah dalam dua gim 21-18 dan 21-13 dalam laga semifinal tunggal putra melawan ranking 2 dunia tersebut. Baca Juga: Mumpung ada Olimpiade Tokyo 2020, tonton juga deretan anime bertema olahraga ini Perjalanan Kevin Cordon jadi atlet Badminton
Singkat cerita, nama Kevin Cordon adalah pemberian orang tua setelah mengidolakan pemain sepak bola Inggris Kevin Keegan. Kevin Cordón awalnya memendam ambisi di bidang sepak bola.
Kevin Cordon memiliki pemikiran yang berbeda untuk bisa mewakili Guatemala ke ajang Olimpiade. Hal tersebut membuat Cordon mengurungkan niat untuk mendalami sepak bola. Kemudian, Kevin Cordon pergi ke ibu kota, Guatemala City selama bertahun-tahun untuk berlatih badminton.
Baca Juga: Rekap badminton Olimpiade Tokyo 2020: Dua ganda Indonesia maju ke semifinal Kevin Cordon tercatat memiliki pengalaman di berbagai kompetisi Badminton Pan American dan Dunia. Tercatat Cordon memenangkan 38 gelar selama berkarir sejak 2007. Selama berkarir sebagai tunggal putra, Kevin Cordon telah menang 393 kali dan kalah 113. Cordon sebelumnya turut bermain di nomor ganda putra dan campuran sebelum konsisten sebagai pemain tunggal.
“Alasan saya memilih bermain badminton adalah karena ajang Olimpiade. Saya mencapai impian saya di Beijing 2008, dan di Olimpiade keempat saya, saya terus memiliki mimpi yang sama, dan menikmatinya bahkan lebih dari sebelumnya.” ungkap Kevin Cordon dalam laman Olympics.com. Profil Kevin Cordon dimulai saat berusia 21 tahun untuk bermain di cabang badminton Olimpiade Beijing 2008. Cordon mendapatkan kans untuk lolos ke putaran kedua tunggal putra, tetapi kalah dalam dua gim dari Bao Chunlai.
Empat tahun kemudian, turnamen beralih ke fase grup awal. Kevin Cordón mengejutkan di Olimpiade London 2012, saat menaklukan Rajiv Ouseph untuk maju ke babak 16 besar. Setelah gim pembuka babak 16 besar, Kevin Cordon langsung kalah Sasaki Sho dari Jepang.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo sumbang 155 kasus Covid-19, bertambah 7 infeksi baru Gelar Kevin Cordon telah banyak di ajang continental dekat Guatemala. Cordon menggaet gelar Pan American Games pada 2011 dan 2015.
Selain itu ada medali perak pada 2007 dan perunggu pada 2019 juga masuk rekor Kevin Cordon. Baca Juga: Profil Kento Momota, pemain bulu tangkis tunggal putra andalan Jepang “Saya merasa seperti orang paling beruntung di dunia karena saya kembali dari cedera parah dan kematian saudara laki-laki saya. saya seperti orang baru." ungkap Cordon dilansir dari Olympics.com. Di balik kesuksesan Kevin Cordon ada nama Indonesia. Pelatih Kevin Cordon, Muamar Qhadafi adalah pria asal Indonesia yang mengasah bakat atlet Guatemala tersebut. Muamar Qadafi telah menjadi pelatih atlet di Amerika Tengah sejak tahun 2005. Kala itu, Qadafi menangani pasukan atlet badminton di Peru. Profil Kevin Cordon
- Nama Lengkap: Kevin Haroldo Cordon Buezo
- Tempat/Tanggal Lahir: Zacapa, 28 November 1986
- Tinggi: 182 cm
- Mulai berkarir: Usia 11 tahun
- Tangan: Kiri
- Ranking: 56