Profil Paus Fransiskus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik yang Hidup Sederhana



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus tiba di Jakarta pada Selasa (3/9/2024) siang dalam rangka mengadakan perjalanan apostolik. 

Paus Fransiskus akan berada di Indonesia hingga Jumat (6/9/2024) dan menghadiri sejumlah acara, termasuk misa agung di Stadion Gelora Bung Karno pada Kamis (5/9/2024). 

Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Romo Thomas Ulun Ismoyo mengungkapkan, kunjungan ini didasari hubungan bilateral kuat dengan Vatikan. 


Indonesia juga dinilai memiliki peran penting dalam memajukan keberagaman dan toleransi. Sebab, Indonesia dipandang sebagai miniatur keberagaman beragama. 

Baca Juga: Jadi Kendaraan Paus Fransiskus di Jakarta, Ini Harga & Spesifikasi Mobil Innova Zenix

"Paus itu datang karena yang namanya undangan dan bersyukur dari banyaknya undangan yang ia terima, ia mengiyakan Indonesia. Kami bersyukur untuk dukungan negara, yang kemudian sampai terwujudlah kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia," ujar Romo Thomas, diberitakan Kompas.com, Minggu (1/9/2024). 

Lalu, siapa itu Paus Fransiskus yang berkunjung ke Indonesia? 

Profil Paus Fransiskus 

Paus Fransiskus lahir dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936. 

Dia merupakan anak pertama dari lima bersaudara dalam keluarga imigran Italia. Ayahnya seorang akuntan di perusahaan kereta api bernama Mario Jose Bergoglio dan ibunya Regina Maria Sivori. 

Dikutip dari Kompaspedia, dia memiliki empat saudara kandung, yaitu Oscar Adrian, Marta Regina, Alberto Horacio, dan Maria Elena. 

Pada usia 21 tahun, Jorge Bergoglio menderita radang paru-paru parah. Kondisi ini menyebabkan sebagian paru-paru kanannya diangkat. 

Baca Juga: Kardinal Parolin: Paus Fransiskus Bawa Pesan Kedekatan dan Perdamaian

Dia menyandang gelar master di bidang kimia dari Universitas Buenos Aires dan sempat bekerja di laboratorium. 

Namun, Jorge Bergoglio memutuska masuk sekolah calon imam Jesuit, Seminari Tinggi Keuskupan Villa Devoto pada 1958 dan masuk novisiat Serikat Yesus. 

Dalam kurun waktu 1963 hingga 1965, dia terus mendalami studi bidang humaniora dan teologi, mendapat gelar sarjana filsafat, serta mengajar sastra dan psikologi. 

Pada 13 Desember 1969, Jorge Bergoglio ditasbihkan sebagai Imam oleh Uskup Agung Ramon Jose Castellano. 

Dia mengucapkan kaul kekal dalam ordo Jesuit pada 1973 dan menjabat sebagai kepala provinsi Jesuit Argentina hingga 1979.

Dari 1980 hingga 1986, Pastor Jorge menjadi Rektor Colegio de San Jose dan bertugas sebagai pastor paroki di San Miguel. 

Baca Juga: Tiba di Jakarta, Paus Fransiskus Memulai Perjalanan Apostolik ke Asia dan Oseania

Uskup Agung Buenos Aires Kardinal Antonio Quarracino lalu mengangkat Pastor Jorge sebagai Uskup Auca dan Pembantu Buenor Aires pada 20 Mei 1992. 

Pada 3 Juni 1997, Pastor Jorge Bergoglio diangkat menjadi Uskup Agung Coadjutor Buenos Aires. 

Setelah Kardinal Quarracino meninggal, dia menggantikannya sebagai Uskup Agung, Primata Argentaina, dan orinaris umat ritus Timur di Argentina pada 1998. 

Paus Yohanes Paulus II mengangkat Pastor Jorge Bergoglio menjadi Kardinal dengan gelar San Roberto Bellarmino pada 21 Februari 2001. Pada akhir tahun itu, dia ditunjuk menjadi relator umum. 

Diangkat menjadi pemimpin Vatikan 

Pada 28 Februari 2013, Paus Benediktus XVI yang berusia 85 tahun mengundurkan diri dari jabatanya, karena kondisi fisik yang tidak cukup kuat untuk memimpin Vatikan. 

Sidang Konklaf digelar di Vatikan untuk memilih pengganti Paus Benediktus XVI. Akhirnya, Kardinal Jorge Mario Bergoglio terpilih menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik pada 13 Maret 2013. 

Jorge memilih nama Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi, imam Jesuit pertama yang terpilih sebagai seorang Paus. 

Baca Juga: NU: Semoga Kunjungan Paus Fransiskus Semakin Meneguhkan Kerukunan Umat Manusia

Dilansir dari Britannica, Paus Fransiskus menolak menggunakan angka untuk menunjukkan bahwa dia adalah orang pertama yang menggunakan nama kepausannya. Dia juga menjadi Paus pertama yang berasal dari Argentina dan Paus non-Eropa pertama yang menjabat sejak Paus Gregorius III wafat pada 741. 

Editor: Noverius Laoli