Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang Baru: Pernah Menyerukan Pembentukan NATO Asia



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Shigeru Ishiba, politisi berusia 67 tahun, terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang pada hari Jumat setelah berhasil memenangkan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP).

Kemenangan ini menjadi puncak dari empat kali upaya Ishiba sebelumnya yang gagal dalam merebut posisi kepemimpinan partai.

Sebagai seorang "lone wolf" yang mengakui dirinya lebih memilih membaca tiga buku sehari daripada bersosialisasi dengan rekan-rekan politiknya, Ishiba kini dihadapkan pada tugas berat untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap partai yang telah menguasai politik Jepang selama tujuh dekade terakhir.

Tantangan Kepemimpinan di Tengah Krisis


Ishiba mengambil alih kepemimpinan LDP saat partai berada dalam krisis. Dalam dua tahun terakhir, partai mengalami penurunan dukungan publik akibat berbagai skandal, termasuk keterkaitannya dengan gereja yang dianggap sebagai aliran sesat oleh para kritikus, serta skandal mengenai donasi yang tidak tercatat.

Baca Juga: Shigeru Ishiba jadi Perdana Menteri Jepang yang Baru

Ishiba, seorang mantan Menteri Pertahanan yang mulai menjabat di parlemen pada tahun 1986 setelah karir singkatnya di perbankan, telah lama menjadi suara yang berbeda dalam partai.

Selama kepemimpinan Fumio Kishida, Ishiba sering dikesampingkan dan menjadi kritikus kebijakan partai. Ia menentang kebijakan seperti peningkatan penggunaan energi nuklir dan mengkritik partainya karena tidak mengizinkan pasangan suami istri untuk menggunakan nama keluarga yang berbeda.

"Pertempuran Terakhir" Ishiba

Dalam kampanyenya yang diluncurkan di sebuah kuil Shinto di prefektur Tottori, tempat di mana ayahnya pernah menjabat sebagai gubernur, Ishiba menyebut pencalonannya sebagai "pertarungan terakhirnya." Ia bertekad untuk "mengembalikan Jepang yang hidup dan membuat rakyatnya bisa tersenyum kembali."

Sebagai bagian dari visinya, Ishiba telah berjanji untuk memindahkan beberapa kementerian dan badan pemerintah keluar dari Tokyo guna menghidupkan kembali daerah-daerah yang terpuruk di Jepang. Ia juga mengusulkan pembentukan badan khusus untuk mengawasi pembangunan tempat penampungan darurat di seluruh wilayah Jepang yang rawan bencana.

Baca Juga: Partai Demokrat Liberal Jepang akan Pilih Pemimpin Baru untuk Gantikan PM Kishida

Friksi di Dalam Partai

Pandangan-pandangan Ishiba yang blak-blakan telah menyebabkan friksi dengan sesama anggota LDP. Sikapnya yang tegas terhadap kebijakan-kebijakan kontroversial, termasuk seruan agar Kishida dan beberapa perdana menteri sebelumnya mundur, telah menimbulkan banyak musuh di dalam partai.

Permusuhan ini juga diperparah oleh keputusannya untuk membelot ke kelompok oposisi selama empat tahun pada tahun 1993, yang membuatnya sulit untuk mendapatkan dukungan dari sesama anggota parlemen dalam pencalonan kepemimpinan partai.

Meskipun demikian, Ishiba berhasil melaju ke babak putaran kedua pemilihan, berhadapan dengan Menteri Keamanan Ekonomi Sanae Takaichi. Dalam pidatonya kepada anggota LDP setelah pemungutan suara, Ishiba mengakui bahwa keteguhannya untuk tidak berkompromi telah menyebabkan masalah dalam hubungannya dengan kolega partai.

"Saya menyadari bahwa saya telah melukai banyak perasaan, menyebabkan pengalaman yang tidak menyenangkan, dan membuat banyak orang menderita. Saya dengan tulus meminta maaf atas semua kekurangan saya," katanya.

Baca Juga: Kandidat Perdana Menteri Jepang: Prioritas Pengeluaran di Energi Terbarukan dan 5G

Dukungan dari Akar Rumput

Kelemahan popularitas Ishiba di kalangan anggota parlemen membuatnya harus mengandalkan dukungan dari anggota partai di tingkat akar rumput. Selama empat dekade karier politiknya, Ishiba berhasil membangun hubungan yang kuat dengan para pendukung di luar lingkaran elit partai.

Meski tidak berada di pemerintahan, Ishiba tetap aktif di media sosial, tampil di berbagai acara televisi, dan memiliki kanal YouTube di mana ia berbicara tentang berbagai isu, mulai dari penurunan angka kelahiran di Jepang hingga kecintaannya pada mi ramen.

Selain itu, Ishiba juga tidak malu menunjukkan sisi humanisnya, sering kali bercanda tentang kepribadiannya yang terkadang kikuk serta hobinya yang unik, seperti mengoleksi dan merakit model plastik kapal dan pesawat militer yang dipajangnya di rak buku kantornya di Tokyo.

Baca Juga: Calon PM Jepang Fumio Kishida berjanji akan memperkuat pertahanan negara

Kebijakan Keamanan Nasional dan Diplomasi AS

Dikenal sebagai sosok intelektual di LDP dan ahli dalam kebijakan keamanan nasional, Ishiba dikenal sebagai pendukung gagasan bahwa Jepang harus menjadi negara yang lebih mandiri dalam hal pertahanan.

Pandangannya yang lebih tegas terhadap kebijakan luar negeri sering kali memicu kekhawatiran akan hubungan dengan Amerika Serikat, sekutu utama Jepang sejak akhir Perang Dunia II.

Selama kampanye kepemimpinan LDP, Ishiba menyerukan pembentukan "NATO Asia," sebuah gagasan yang dengan cepat ditolak oleh Washington karena dianggap terlalu tergesa-gesa.

Di Okinawa, di mana sebagian besar pasukan AS di Jepang ditempatkan, Ishiba mengatakan bahwa ia akan mencari pengawasan yang lebih besar atas pangkalan-pangkalan militer yang digunakan oleh pasukan Amerika. Selain itu, ia ingin Jepang diberi hak suara dalam menentukan bagaimana senjata nuklir AS akan digunakan di Asia.

Baca Juga: Pencalonan Ketua LDP dan Perdana Menteri Jepang Memanas, Giliran Taro Kono Unjuk Gigi

Perubahan Kebijakan dan Posisi dalam Partai

Meskipun terkenal dengan pandangan yang sering berseberangan dengan koleganya, Ishiba kini tampaknya melunakkan beberapa posisi kebijakannya.

Sebagai contoh, meskipun ia sebelumnya menentang penggunaan energi nuklir, Ishiba kini menyatakan bahwa ia akan tetap mempertahankan beberapa reaktor nuklir di Jepang sambil mendukung pengembangan sumber energi terbarukan.

Ishiba juga dikenal sebagai seorang konservatif fiskal yang berjanji untuk menghormati independensi Bank of Japan dalam menetapkan kebijakan moneter. Namun, belakangan ini ia mengakui bahwa kondisi ekonomi saat ini belum jelas apakah sudah tepat untuk menaikkan suku bunga.

Dalam video yang diunggah ke YouTube, Ishiba mengatakan, "Politisi tidak perlu menjadi sahabat, selama kebijakan dan posisi politik mereka sejalan." Pandangan ini mencerminkan pendekatan pragmatisnya terhadap politik, di mana keselarasan visi dan kebijakan lebih penting daripada hubungan personal di antara politisi.

Selanjutnya: Siapa Saja yang Tidak Boleh Makan Buah Pepaya? Inilah Daftarnya

Menarik Dibaca: Siapa Saja yang Tidak Boleh Makan Buah Pepaya? Inilah Daftarnya

Editor: Handoyo .