Profit taking, harga emas turun



JAKARTA. Harga emas cenderung menguat dalam beberapa hari belakangan. Namun, kemarin, harga emas mengalami koreksi. Para analis menyebut penyebabnya adalah data tingkat kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) yang menyusut.

Harga emas menurun 0,17%  ke US$ 1.340,4 per troi ons untuk pengiriman April 2014 di Commodity Exchange New York, kemarin, sampai pukul 17.45 WIB. Namun jika dihitung dalam sepekan, harga emas masih naik 1,51%.

Menurut Nanang Wahyudin, analis PT SoeGee Futures, kenaikan harga emas sudah terlalu tinggi. Akibatnya, pasar, kemarin, melakukan aksi profit taking dalam jangka pendek. Apalagi, data tingkat kepercayaan konsumen di AS kurang menggembirakan.


Tingkat kepercayaan konsumen AS per Februari 2014 hanya di level 78,1, lebih rendah dari estimasi sebesar 80,2. Angka ini juga jauh lebih rendah dari data tingkat kepercayaan konsumen AS per Januari 2014 yang berada di 79,4. Sementara, indeks harga rumah AS sesuai dengan prediksi yakni di 7,7%. "Pelaku pasar kini sedang mengevaluasi perekonomian AS yang sedang terhambat karena faktor cuaca," ujar Nanang.

Tapi, dalam jangka panjang, harga emas masih berpotensi naik. Indeks kepercayaan konsumen AS yang menurun tersebut membuat pelaku pasar beranggapan ekonomi  AS sedang  melambat.

Akibatnya, kata Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division Monex Investindo Futures, minat investor untuk masuk ke pasar berisiko menjadi tertahan. Sementara itu, emas masih dipercaya oleh pelaku pasar sebagai safe haven.

Data perumahan

Ariston menyarankan investor menahan (hold) emas untuk saat ini, karena harga telah tembus di US$ 1.344 per ons troi. Harga emas masih bisa bangkit menunggu rilis data penjualan rumah baru di AS (new home sales), akhir pekan ini.

Penjualan rumah baru di AS pada Januari 2014 diperkirakan akan menurun, menjadi 400.000 unit dibanding bulan sebelumnya yang sebanyak 414.000 unit. Bila proyeksi ini benar, bisa mengangkat harga emas.

Menurut Ariston, data penjualan rumah baru AS yang menurun bisa membuat harga emas menyentuh level US$ 1.350 per ons troi. “Semua data ekonomi AS yang mengindikasikan pelemahan bisa mendorong penguatan harga emas,” ujar dia.

Namun jika harga emas turun sampai ke US$ 1.337 per troi ons, menurut Ariston, harga emas akan jatuh lebih dalam. Tekanan jual makin kuat jika harga telah memasuki area US$ 1.331-US$ 1.333.

Secara teknikal, Nanang  melihat, harga sedang berada di atas moving average (MA) 13, MA 26 dan MA 100. Moving average convergence divergence (MACD) masuk overbought. Indikator stochastic juga di area overbought. Kondisi ini rawan koreksi. Sementara relative strength index (RSI) berada di level 72%.

Nanang memproyeksikan, harga emas akan bergulir di US$1.328-US$ 1.360 per ons troi, pekan ini. Ariston menebak, harga emas sepekan ke depan bergerak di US$ 1.331-US$ 1.350 per ons troi.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana