Profit taking mengikis euro di hadapan dollar AS



JAKARTA. Antisipasi pasar terhadap rapat European Central Bank (ECB) pada pertengahan minggu nanti dan imbas dari aksi profit taking yang dilakukan pasar pada euro menyebabkan euro kehilangan daya tahannya di awal pekan.

Mengutip Bloomberg, Senin (5/6) pukul 16.48 WIB pasangan EUR/USD melemah tipis 0,12% ke level 1,1265 dibanding hari sebelumnya.

Alwy Assegaf, Analis PT Global Kapital Investama mengatakan pelemahan EUR/USD lebih besar didominasi oleh aksi teknikal imbas dari profit taking yang dilakukan pelaku pasar. Pasalnya akhir pekan lalu, penguatan EUR/USD terhitung signifikan setelah data sektor tenaga kerja AS yang mengecewakan pasar. Tidak hanya itu, aksi teror yang menyelimuti Inggris juga menimbulkan keuntungan bagi USD yang merupakan aset safe haven untuk jangka pendek.


Ditambah lagi data sektor jasa Spanyol, Itali dan Perancis yang melambat ikut membebani euro. Walau memang data sektor jasa Jerman dan Eropa yang masih tumbuh positif jadi daya tahan bagi euro dari kejatuhan lebih dalam. “Fokus pasar juga beralih ke rapat ECB Kamis (8/6) nanti,” kata Alwy. Memang dalam beberapa waktu terakhir, berhembus kabar di pasar bahwa ECB akan melakukan aksi tappering off pada stimulusnya.

Jika hal tersebut benar terjadi maka artinya ekonomi Eropa mengalami perbaikan yang positif dan bisa jadi alasan bagi euro menguat jangka panjang. “kans EUR/USD melemah lagi masih terbuka karena pada pidato Mario Draghi, Gubernur ECB beberapa waktu lalu ia mengisyaratkan belum akan mengubah kebijakan moneternya,” tebak Alwy.

Ketidakpastian sikap ECB ini akan membebani euro sementara waktu. Hanya saja kans EUR/USD melemah signifikan juga masih kecil mengingat data ISM non manufaktur PMI AS Mei 2017 diduga mengalami perlambatan. Sehingga potensi USD unggul masih cukup minim.

“Masih bisa melemah tapi rentangnya sempit karena fundamental juga tarik menarik dan masih mixed hanya memang pengaruh dari Eropa lebih besar untuk saat ini,” papar Alwy.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia