KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bakal selektif memilih
rice cooker atau Alat memasak berbasis listrik (AML) yang hendak dibagikan ke masyarakat. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah bakal memilih produk rice cooker yang memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) semaksimal mungkin. dalam program peningkatan konsumsi listrik masyarakat lewat pembagian AML tersebut. Ia tidak menyebut siapa produsen yang akan ditunjuk dalam program pengadaan
rice cooker ini. Namun, ia sempat menyinggung merk Maspion ketika mencontohkan perusahaan yang memproduksi
rice cooker dengan TKDN. “Kan banyak coba lihat (yang memiliki TKDN), (yang produksi) mesin kompor siapa tuh coba, Maspion, terus siapa lagi itu kan, National juga nih,” ujar Arifin ketika ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (13/10).
Baca Juga: Who is the Market Leader for Rice Cookers in Indonesia? Seperti diketahui, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik bagi Rumah Tangga untuk mengimplementasikan program bagi-bagi
rice cooker, lengkap dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 548.K/TL.04/DJL.3/2023 sebagai petunjuk teknisnya. Target program ini menyasar rumah tangga penerima AML adalah pelanggan PLN atau PLN Batam berdaya 450 VA s.d. 1.300 VA yang berdomisili di daerah tersedia listrik 24 jam menyala, rumah tangga tersebut tidak memiliki AML. Menurut rencana, akan ada 500.000 rumah tangga di tahun 2023 yang akan menerima hibah rice cooker ini. Lantaran bersifat hibah, rice cooker yang dibagikan nantinya bakal disematkan stiker yang bertuliskan "Hibah Kementerian ESDM" dan "Tidak untuk diperjualbelikan”. Spesifikasi AML yang akan didistribusikan antara lain berfungsi minimal memasak nasi, menghangatkan dan mengukus dengan kapasitas sebesar 1,8 - 2,2 liter. Meski sudah memasuki bulan kesepuluh, Arifin optimistis target pembagian
rice cooker kepada 500.000 rumah tangga bisa dikejar di sisa tahun 2023. “Ya kita memang tinggal menyelesaikan saja,” ujarnnya. Anggaran program peningkatan konsumsi listrik masyarakat lewat pembagian
rice cooker atau Alat memasak berbasis listrik (AML) berjumlah Rp 347,5 miliar. Anggaran tersebut sudah tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tahun Anggaran 2023. Menurut Staf Ahli Menteri Keuangan Yustinus Prastowo, Menteri Keuangan sudah mengesahkan usulan anggaran untuk program pembagian AML dalam DIPA tersebut. “Anggaran yang disiapkan untuk program peningkatan konsumsi listrik masyarakat melalui AML sebesar Rp. 347,5 miliar untuk 500.000 rumah tangga, bersumber dari DIPA Kementerian ESDM TA 2023,” ujar Yustinus saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (8/10).
Baca Juga: Ini Manfaat dari Program Bagi-bagi Rice Cooker 500.000 Unit Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, mengatakan bahwa Program Penyediaan AML sebanyak 500.000 unit pada tahun 2023 di seluruh Indonesia berpotensi meningkatkan konsumsi listrik sekitar 140 GWh, setara dengan kapasitas pembangkitan 20 megawatt (MW). Manfaat lainnya, program ini juga berpotensi menghemat LPG sekitar 29 juta kilo atau setara 9,7 juta tabung 3 kg. "Program ini akan bermanfaat kepada pelanggan yang dapat menurunkan biaya sebagian memasak yang sebelumnya menggunakan LPG. Untuk Pemerintah, program ini dapat mengurangi subsidi impor LPG 3 kg yang digunakan untuk memasak. Bagi PLN program ini dapat meningkatkan penjualan listrik," terang Jisman dalam keterangan resmi, Senin (9/10). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi