Program BBM Satu Harga Alirkan Akses Energi hingga Ujung Timur Indonesia



KONTAN.CO.ID - RAJA AMPAT.  PT Pertamina (Persero) mempunyai mandat dan tanggung jawab untuk menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke seluruh pelosok negeri, baik di perkotaan maupun di pedesaan, termasuk di wilayah Terdepan Tertinggal Terluar (3T).

Untuk menjalankan mandat ini, Pertamina memiliki salah satu program unggulan yaitu BBM Satu harga. Pertamina membangun Lembaga Penyalur resmi di wilayah terpencil dengan menyediakan produk Pertalite dan Solar sesuai harga yang diatur oleh pemerintah atau sama dengan yang dinikmati oleh masyarakat di wilayah lain di Indonesia. 

Program ini berfokus untuk mengalirkan energi hingga ke wilayah terujung Indonesia dengan tujuan energi yang dialirkan dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Selain itu, dengan adanya program ini, pemerataan energi dan keadilan energi bisa tercapai.


Baca Juga: Pertamina Akan Hentikan Penjualan Pertalite di SPBU Tertentu

Roda perekonomian masyarakat berdenyut di salah satu wilayah ujung timur Indonesia, yakni Distrik Salawati Tengah, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Sebabnya, distrik yang memiliki 10 kampung dengan warganya mayoritas nelayan dan petani ini tak perlu mengeluarkan biaya tinggi lagi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM untuk mendukung aktivitas keseharian mereka.

Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Edi Mangun mengatakan, SPBU BBM Satu Harga di Kampung Sakabu ini menjadi satu-satunya di Distrik Salawati dan mulai beroperasi sejak Oktober 2021. Ada 187 titik SPBU Satu harga di regional Maluku Papua atau 34,9% alias sepertiga dari total titik SPBU BBM Satu Harga di Indonesia yang tercatat 535 lokasi.

Secara detail, jumlah SPBU BBM Satu harga di Provinsi Papua Barat Daya telah tersebar di 36 titik, yaitu 17 titik di Kabupaten Maybrat, 7 titik di Kabupaten Raja Ampat, 6 titik di Kabupaten Sorong Selatan, dan 6 titik di Kabupaten Tambrauw.

SPBU BBM Satu harga ini bermanfaat bagi masyarakat di Distrik Salawati Tengah secara umum, baik nelayan, petani, hingga warga yang memiliki kendaraan bermotor.

Baca Juga: Tertarik Join Bisnis dengan Pertamina? Begini Caranya

"Di Distrik Salawati Tengah ini, pelayanan BBM Satu harga di sini sampai ke daerah pemukiman transmigrasi yang sudah masuk sejak 1982," kata Edi saat ditemui di Raja Ampat, Jumat siang, (13/9)

Adapun, SPBU BBM Satu harga di Kampung Sakabu dikelola oleh CV Al Fazza Raja Ampat dengan nomor 8698428. Zainuddin Majid menjadi Penanggung Jawab BBM Satu harga CV Al Fazza Raja Ampat. Ia mengungkapkan, setiap bulan Pertamina memberikan 115 kilo liter (kl) BBM ke SPBU yang dikelolanya ini.

Jumlah itu terdiri dari 85 kl BBM jenis Pertalite dan 30 kl Solar. Pasokan BBM itu didatangkan Pertamina dari Depot Sorong, Papua Barat.  Zainuddin menuturkan awalnya Pertamina hanya memberikan kuota 80 kl BBM ke SPBU yang Zainuddin kelola. Namun, ada kebijakan penambahan dari Pertamina menjadi 85 kl.

"Sama seperti dengan di kota, di sini puncak kenaikan konsumsi BBM itu menjelang hari besar, tahun baru, lebaran, itu biasanya meningkat sekali. Dari Pertamina juga ada kebijakan terkait itu, biasanya ada operasi penambahan," ujar Zainuddin.

Baca Juga: Kempeskan Dana Subsidi Lewat Pembatasan BBM

Sejak beroperasi di 2021, tidak ada kendala yang signifikan, baik dalam penyaluran maupun ketersediaan pasokan BBM. Sebab, secara jarak, Sorong tidak terlalu jauh dan terlindungi.

Khaerudin Filis seorang penambang pasir asal Kampung Sakabu Distrik Salawati Tengah berterima kasih kepada Pertamina karena sudah menyediakan BBM Satu harga dengan harga yang terjangkau.

Pasalnya, kini Khaerudin hanya cukup merogoh kocek Rp 6.800 per liter saja untuk mendapatkan satu liter solar. Sebelum adanya BBM Satu harga, ia harus mengeluarkan uang Rp 10 ribu hanya untuk mendapatkan satu liter solar.

"Dengan adanya SPBU satu harga jadi murah. Jadi ongkos lebih rendah. Ini bukan kami saja yang menikmati. Di sini ada daerah transmigrasi juga sudah beli minyak (bensin) dari sini juga. Kami sangat berterima kasih. Karena masyarakat sekarang mencari tidak setengah mati, harga BBM juga sudah turun di sini," tutur Khaerudin. 

Baca Juga: Dilema Harga Avtur dan Target Ambisius Pemerintah Menggaet Pelancong

Dulu, kata Khaerudin, sebelum ada SPBU Satu harga untuk produk Pertalite dipatok sebesar Rp 15.000 per liter. Ke depannya, ia berharap agar ada penambahan SPBU BBM Satu harga di Distrik Salawati Tengah.

"Kami juga berharap ada penerapangan penuh (listrik) di sini agar bisa 24 jam," terangnya.

Penerangan listrik di Distrik ini hanya bisa diakses pada pukul 18.00 WIT sampai dengan 06.00 WIT. Itu sebabnya, pengisian BBM Satu harga di Distrik Sulawati Tengah ini tidak menggunakan dispenser bahan bakar atau mesin di SPBU yang digunakan untuk mempompa bensin pada umumnya. Hal ini lantaran terkendala akses listrik sehingga SPBU ini menyalurkan BBM dengan cara manual menggunakan takaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli