Program biodiesel belum dirasa, harga CPO anjlok



JAKARTA. Harga rata-rata crude palm oil (CPO) global kembali anjlok 1% pada bulan April 2015 dibandingkan Maret 2015. Pada Maret harga rata-rata CPO global sebesar US$ 662 per metrik ton turun menjadi US$ 654,6 per metrik ton pada bulan April.

Program pemerintah melakukan mandatori bahan bakar nabati 15% berbasis CPO (B15) yang mulai berjalan 1 April 2015 lalu untuk mendongkrak harga CPO global belum dilaksanakan.

Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan Pertamina belum melakukan pembelian biodiesel lantaran skema subsidi yang direncanakan melalui CPO Supporting Fund (CSF) belum berjalan. Karena itu, GAPKI mendesak agar pemerintah segera menjalankan program mandatori B15 untuk mendongkrat harga CPO.


"Sangat penting Pemerintah menjalankan program B15 dan CSF untuk mendongkrak harga CPO," ujar Fadhil, Selasa (26/5).

Fadhil bilang kelesuan harga tidak hanya dialami oleh minyak sawit. Tapi juga dialami oleh minyak nabati lainnya seperti kedelai dan rapeseed.

Fadhil menjelaskan, harga rata-rata April hanya mampu bertahan di US$ 654,6 per metrik ton denganpergerakan harga harian di kisaran US$ 637,50 – US$ 670 per metrik ton. Sementara itu, harga harian CPO global selama tiga pekan pertama Mei masih stagnan dan cenderung menurun, harga hanya bergerak di kisaran US$ 642,5 – US$ 665 per metrik ton. "GAPKI memperkirakan harga CPO hingga akhir Mei akan bergerak di kisaran harga US$ 645 - US$ 665 per metrik ton," imbuh Fadhil.

Sementara itu Harga Patokan Ekspor Mei 2015 ditentukan oleh Kementerian Perdagangan sebesar US$ 660 dan Bea Keluar 0% dengan referensi harga rata-rata tertimbang (CPO Rotterdam, Kuala Lumpur dan Jakarta) sebesar US$ 671,5 per metrik ton. Dengan melihat tren harga CPO global yang bergerak di bawah US$ 750 per metrik ton, GAPKI memperkirakan harga Bea Keluar untuk Juni akan tetap 0%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto