Program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) Diperpanjang, Begini Respons Apolin



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden Joko Widodo telah menyetujui perpanjangan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dalam Rapat Terbatas pada 8 Juli 2024. Selain itu, akan dilakukan kajian lebih mendalam untuk menambah sektor penerima HGBT di luar tujuh sektor industri yang sudah ada.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan keputusan ini sebagai penantian besar bagi pelaku industri. HGBT terbukti bermanfaat dalam meningkatkan pertumbuhan industri dan ekonomi. 

Agus mengatakan HGBT telah meningkatkan ekspor sebesar Rp 88,12 triliun, penerimaan pajak Rp 8,98 triliun, investasi Rp 36,67 triliun, dan mengurangi subsidi pupuk Rp 13,3 triliun.


Baca Juga: Kepastian Pasokan Gas Jadi Tantangan Terbesar Program HGBT

Tujuh kelompok industri yang menerima HGBT adalah pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca, dan sarung tangan karet. Usulan perluasan sektor penerima masih dalam pembahasan.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) Norman Wibowo mengapresiasi langkah pemerintah ini. 

"Kebijakan HGBT perlu diperpanjang untuk menguatkan daya saing industri di pasar global dan mendukung hilirisasi sawit," ujarnya dalam siaran pers seperti dikutip Jumat (12/7).

Norman menyatakan bahwa dari 13 anggota Apolin, baru sembilan perusahaan yang mendapatkan fasilitas gas murah. Perpanjangan kebijakan gas murah akan meningkatkan efisiensi biaya produksi dan mendukung perluasan kapasitas produksi serta investasi untuk memenuhi permintaan global yang tumbuh 15%-17% per tahun.

Baca Juga: Produsen Pupuk Sebut Kebijakan HGBT Sangat Layak Dilanjutkan

Norman juga berharap pembangunan infrastruktur regasifikasi LNG oleh PT Pertamina (persero) akan masuk dalam skema kebijakan gas murah sebagai alternatif gas alam. Namun, kepastian ini masih menunggu regulasi dari pemerintah.

Sejak diberlakukan pada 2020, volume ekspor oleokimia meningkat dari 3,87 juta ton pada 2020 menjadi 4,26 juta ton pada 2022. 

Nilai ekspor juga meningkat dari US$ 2,63 miliar pada 2020 menjadi US$ 5,4 miliar pada 2022. Pajak dan investasi di sektor oleokimia juga menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli