Program Hilirisasi Dapat Menopang Pertumbuhan Industri dalam Negeri



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Mandiri Manajemen Investasi menilai program hilirisasi di sektor pertambangan mineral dapat menopang pertumbuhan industri dalam negeri ke depannya. Program yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri ini merupakan wujud implementasi pembangunan berkesinambungan.

Saat membuka acara Mandiri Investasi Market Outlook 2023, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, program hilirisasi memberikan dampak yang luar biasa. 

Begitu juga dengan program digitalisasi yang berefek positif bagi efisiensi dan penonjolan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.


Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Memerlukan Inovasi serta Insentif

Menurut Luhut, pada tahun 2023 ini, Indonesia masih perlu melengkapi pembangunan dari berbagai segi. Salah satu kebijakan yang telah dikeluarkan adalah insentif untuk mobil dan motor listrik demi mendorong transisi penggunaan transportasi berbasis listrik serta membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

"Kebijakan ini merupakan salah satu dari rencana-rencana pemerintah untuk membangun industri dari hulu ke hilir sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja di Indonesia, serta memperbaiki kualitas pendidikan di daerah terpencil sehingga ekonomi Indonesia menjadi berimbang antara Jawa dan luar Jawa," tutur Luhut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/3).

Ia berharap, acara Mandiri Investasi Market Outlook 2023 dapat menjaring partisipasi dan semangat dalam mendukung investasi-investasi melalui sektor pasar modal di Indonesia.

Peran Mandiri Investasi dalam menumbuhkan basis investor pasar modal pun dapat terus ditingkatkan untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Daya Serap Industri Hilir Rendah, Larangan Ekspor Mineral Diusulkan Bertahap

Manajemen PT Mandiri Manajemen Investasi sangat optimistis, Indonesia dapat menjadi tempat yang cukup diminati untuk berinvestasi.

Buktinya, Indonesia mampu mencatatkan kenaikan investasi langsung (FDI) mencapai 44,2% secara tahunan atau year on year (yoy) atau sebesar Rp 654 triliun (US$ 45,6 miliar) pada 2022.

Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Aliyahdin Saugi optimistis, Indonesia dapat melanjutkan pertumbuhan pada tahun ini. 

"Pertumbuhan PDB berkisar di 4,70%-4,90% yoy dengan target IHSG pada tahun 2023 dapat tumbuh di atas 7.400 dan bond yield berada pada kisaran 7,00% serta nilai tukar Rupiah yang tetap stabil,” kata Aliyahdin yang akrab dipanggil Adi.

Ia juga meyakini, kondisi positif di sektor makro ekonomi dapat berjalan selaras dengan peluang investasi dan peningkatan imbal hasil di sektor pasar modal. Pasar modal Indonesia, mulai dari bursa saham, surat utang/obligasi, hingga reksadana masih memiliki peluang tumbuh yang sangat besar.

Terlebih lagi, kondisi bursa saham Indonesia, selama pandemi hingga saat ini masih dalam fase konsolidasi. Hal itu tercermin dari belum terefleksinya pergerakan harga saham berbagai emiten yang mencatat peningkatan kinerja dan laba pada 2021-2022, alias undervalue.

Baca Juga: Simak Nasib Konsetrat Tembaga dan Timah Saat Ekspor Bijih Bauksit Dilarang pada Juni

Pada kelas aset obligasi/surat utang, neraca perdagangan yang mencatat surplus dan menguatnya anggaran pemerintah bisa mendukung kinerja obligasi. 

Begitu pula kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tidak akan mengubah haluan pembangunan yang tengah berada pada posisi baik dan bisa memberikan imbal hasil yang lebih tinggi bagi investor pasar uang.

Ia menyampaikan, Mandiri Manajemen Investasi sebagai salah satu manajer investasi terbesar di Indonesia selalu berupaya memberikan solusi investasi melalui produk-produk investasi yang dikelola. Perusahaan mempunyai variasi produk dari reksadana konvensional sampai dengan produk investasi alternatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli