KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mendengungkan program tol laut dan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur telah membuat kinerja sejumlah emiten konstruksi melambung. Ki Syahgolang, Sekretaris Perusahaan ADHI mengatakan, program infrastruktur yang didorong pemerintah menjadi salah satu pendorong pertumbuhan kinerja emiten konstruksi dengan berbagai proyek konstruksi yang sedang dijalankan. "ADHI saat ini memiliki proyek penugasan pembangunan LRT Jabodebek dan untuk area depo di bekasi timur sedang dalam proses pembebasan lahan oleh Pemerintah dan diharapkan dapat selesai dalam waktu dekat," ujarnya kepada kontan.co.id, Selasa (23/10).
Sekadar info, Pencapaian kinerja ADHI hingga akhir tahun 2015 sukses mencapai laba bersih sebesar Rp463,7 miliar, meningkat 40,9% dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp329,1miliar. Peningkatan laba bersih tersebut didukung dari perolehan pendapatan usaha di tahun 2015 sebesar Rp9,4 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp8,6 triliun dan perolehan kontrak baru sebesar 2015 sebesar Rp13,9 triliun meningkat sebesar 51,1% dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp9,2 triliun. Sementara di tahun 2017, ADHI membukukan pendapatan Rp15,15 triliun pada 2017. Jumlah tersebut naik 36,98% dari pencapaian 2016 Rp11,06 triliun. Laba bersih ADHI pun ikut naik 64,43% dari Rp313,45 miliar menjadi Rp515,41 miliar. Lalu di semester I 2018 ini, ADHI mengantongi pendapatan Rp6,08 triliun. Jumlah tersebut naik 17,33% dari Rp5,18 triliun pada semester I 2017. Laba bersih ADHI pun tercatat tumbuh 61,98% secara tahunan. Pencapaian Rp131,31 miliar pada semester I 2017 naik menjadi Rp212,70 per 30 Juni 2018. Untuk akhir tahun 2018, ADHI menargetkan pendapatan naik 16% menjadi Rp 18 triliun dari pendapatan tahun sebelumnya yang hanya Rp 15,5 triliun. Sedangkan laba bersih tahun ini Rp 929 miliar. Target laba ini naik 80% ketimbang laba tahun lalu Rp 515,41 miliar. Lalu dari sisi pergerakan harga saham ADHI per tanggal 23 Oktober 2014 hingga 23 Oktober 2018 telah turun 48%. Adapun saham ADHI sempat mencapai titik tertinggi di level Rp 3.284 per saham pada tanggal 4 Februari 2015. Untuk titik terendah di level Rp 1.255 per saham pada tanggal 19 Oktober 2018. Sementara pada penutupan pasar hari ini, harga saham ADHI naik 0,40% ke level Rp 1.265 per saham. Selain itu pada periode September 2018 ini, ADHI mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 11,4 triliun atau naik 34,2% dari bulan sebelumnya. Salah satunya adalah proyek jalan lingkar Jatigede yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp 217,4 triliun. Proyek baru tersebut akan dimulai pada tahun ini dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2019. Syahgolang mengatakan, kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada September tahun ini didominasi oleh lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 90,7% dan properti sebesar 8,3% lalu sisanya adalah lini bisnis lainnya.
Sementara berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah tercatat sebesar 25,1%, BUMN 26,7%, swasta dan lainnya 48,2%. Sementara pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak barunya terdiri dari proyek gedung sebesar 64,6%, jalan dan jembatan sebesar 19,7% dan infrastruktur sebesar 15,7%. Selain itu, sesuai peraturan presiden nomor 98 tahun 2015 beserta perubahannya, ADHI mendapat tugas untuk menggarap proyek kereta api ringan (LRT) Jabodetabek dengan nilai pekerjaan sebesar Rp 22,8 triliun sudah termasuk pajak. "Pembangunan tahap I sudah dilakukan pada tahun 2015," tambah Syahgolang. Adapun proyek tersebut terdiri dari 3 lintas pelayanan di antaranya, lintasan Cawang-Cibubur yang sudah berjalan 69,3%, lintasan Cawang-Kuningan Dukuh Atas yang telah berjalan 34,2% dan lintasan Cawang-Bekasi Timur yang telah berjalan 40,6%. "Proyek-proyek itu diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2019 nanti," ujar Syahgolang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .