Program Kartu Prakerja memberi berkah bagi fintech payment penyalur insentif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna memberikan perlidungan sosial bagi masyarakat dari dampak Covid-19, pemerintah telah menganggarkan Rp 20 triliun untuk pelaksanaan program Kartu Prakerja tahun ini. Rinciannya sebesar Rp 5,6 triliun untuk biaya pelatihan, insentif sebesar Rp 13,45 triliun, dana survei Rp 840 miliar, dan Project Management Office (PMO) Rp 100 juta.

Insentif tersebut disalurkan melalui berbagai mitra seperti perbankan dan uang elektronik seperti LinkAja, OVO, DANA, dan GoPay. Setiap peserta program Kartu Prakerja akan mendapat bantuan dari pemerintah senilai Rp 3,55 juta.

Bantuan tersebut terdiri dari biaya bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta yang tidak bisa dicairkan (hanya untuk biaya pelatihan). Selanjutnya, insentif penuntasan pelatihan Rp 600.000 per bulan selama 4 bulan, dan insentif survei kebekerjaan Rp 150.000.


Vince Iswara, CEO & Co-Founder DANA menyatakan dalam program Kartu Prakerja ini DANA mendapat kepercayaan untuk menjadi mitra pembayaran resmi. Sebagai mitra, DANA akan berupaya untuk mengakselerasi kelancaran insentif dan program bagi masyarakat luas, khususnya peserta Kartu Prakerja yang telah menuntaskan pelatihan peningkatan kompetensi yang disyaratkan.

Baca Juga: OVO salurkan insentif kartu prakerja ke 1,3 juta penerima manfaat

“Perihal kemitraan ini, kami melihat keuntungan sebagai sebuah peluang untuk meyakinkan masyarakat bahwa DANA tidak hanya sekedar aplikasi pembayaran digital saja. Tetapi merupakan jembatan yang tepat untuk membantu mereka dalam setiap transaksi dan mendekatkan mereka dengan berbagai kebutuhan baik yang dijalankan oleh seluruh ekosistem mulai dari mitra hingga pemerintah,” ujar Vince kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Ia menambahkan, DANA mencoba untuk mengoptimalkan infrastruktur yang dimiliki untuk mendukung program Kartu Prakerja. Dengan keamanan dan kenyamanan bertransaksi yang memang menjadi andalan.

DANA berharap keraguan peserta akan kesulitan pencairan insentif dan keamanan dapat kami atasi lebih baik lagi. Adapun mengubah pandangan masyarakat mengenai keamanan bertransaksi nontunai masih menjadi salah satu tantangan kami.

Meski demikian, DANA optimistis keterlibatan DANA dalam kemitraan ini dapat mendorong kebiasaan baru masyarakat agar lebih melek digital dan meluruhkan ketakutan mereka akan transaksi nontunai.

“Program Kartu Prakerja baru resmi dijalankan DANA usai penandatanganan kerjasama. Untuk itu kami belum bisa membagikan informasi mengenai pengguna. Adapun usai penandatanganan kerjasama ini, DANA tidak dapat membagikan besaran jumlah dana yang didapatkan mengacu pada kebijakan perusahaan,” tambah Vince.

Sementara itu, hingga saat ini, OVO sudah berhasil menjangkau lebih dari 1,3 juta penerima manfaat. Hal ini bisa meningkatkan inklusi keuangan, dengan cara tersebut OVO juga bisa melakukan edukasi pada masyarakat tentang keuangan digital.

“Penyaluran insentif Kartu Prakerja secara digital membuat masyarakat semakin terbiasa dengan cara penggunaan dan fitur-fitur OVO. Peran kami dalam meningkatkan inklusi keuangan semakin nyata dan dampaknya sudah sangat terasa di masyarakat,” ujar VP Lending OVO Natasha Ardiani.

Lanjut Natasha, OVO ingin lebih banyak berkontribusi menyukseskan program pemerintah dan BUMN kedepannya. Terlebih dengan situasi pandemi sekarang ini di mana banyak program yang membutuhkan infrastruktur digital.

Menurutnya, pada masa pandemi ini, kebutuhan akan layanan keuangan digital benar-benar meningkat. Sehingga OVO dan penyedia layanan keuangan digital lainnya dituntut untuk terus beradaptasi dan memprioritaskan kecepatan, keamanan dan efisiensi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Kami yakin perubahan perilaku masyarakat akan terus berkembang. Kesempatan ini yang dibidik oleh OVO dan penyedia layanan keuangan digital di Indonesia. Kami ingin berkontribusi dalam mengubah perilaku pembayaran masyarakat dan memenuhi kebutuhan konsumen terhadap layanan keuangan,” tutup Natasha.

Selanjutnya: Kemenkeu catat realisasi kartu prakerja telah mencapai Rp 19,87 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi