KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program plasma yang dilakukan oleh PT Kerry Sawit Indonesia, di bawah Wilmar Central Kalimantan Project menciptakan dampak pengganda (
multiplier-effect) dalam meningkatkan taraf hidup petani. Hingga saat ini perusahaan telah menyerahkan kebun untuk plasma total seluas 3.554,40 hektare (ha), dengan luas lahan tertanam 3.143 ha. Kepala Desa Sembuluh II, Kabupaten Seruyan Ahmad Syukur mengapresiasi komitmen perusahaan dalam merealisasikan program plasma kebun sawit. Saat ini warganya telah menerima hak atas kebun plasma seluas 956,57 ha.
Baca Juga: Penjualan dan Harga CPO Turun, Ini Prospek Saham London Sumatra (LSIP) Hal itu terbukti berdampak positif karena mampu membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Dengan lahan 956,57 ha ini saja warga bisa sedemikian sejahtera,” katanya dalam siaran pers, Kamis (16/2). Menurut Syukur, kesejahteraan masyarakat tersebut dapat dilihat dari sisi religius dan ekonomi. Dari sisi religius, indikasinya adalah menjamurnya travel umroh di daerah tersebut karena tingginya minat masyarakat beribadah ke Tanah Suci. Hingga saat ini tercatat ada empat travel umroh yang membuka layanan di daerah tersebut. Dalam satu kali pemberangkatan ada sekitar 25 orang. Masyarakat juga memiliki kemampuan untuk berkurban yang tinggi. Tahun lalu terkumpul 30 ekor sapi dan tahun ini diperkirakan meningkat menjadi 35 ekor. Selain itu, masyarakat juga memiliki daya beli cukup tinggi, terlihat dari para pedagang dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di desa tersebut yang memiliki omzet cukup tinggi. Pihaknya berupaya memanfaatkan peningkatan ekonomi tersebut untuk mengembangkan badan usaha milik desa (Bumdes). Saat ini ada dua kelompok tani di Sembuluh II.
Baca Juga: Bankir Tancap Gas Penyaluran Kredit ke Industri CPO di Tahun Ini, Apa Alasannya? Seluruh kelapa sawit yang dihasilkan nantinya akan dibeli oleh bumdes. “Rencananya kami akan membuat tabungan plasma sehingga dananya dapat terkumpul,” ujar Syukur. Senada, Ketua Koperasi Karya Bersama Tanjung Rangas, Seruyan Rudiansyah menjelaskan, dampak positif program plasma juga dirasakan warganya. Banyak warga yang sebelumnya berprofesi sebagai nelayan beralih menjadi petani plasma sejak adanya program tersebut. Luas lahan tertanam yang dikelola KSB mencapai 831 ha. Pupung Pamungkas, manajer plasma PT Mustika Sembuluh, Wilmar Central Kalimantan Project menambahkan, selain plasma, pola kerja sama antara perusahaan dengan koperasi mitra juga berupa kegiatan rutin per triwulan, pemaparan pengelolaan, dan pembiayaan maupun pendapatan dari kebun.
Baca Juga: Austindo Nusantara (ANJT) Alokasikan Capex US$ 3,5 Juta Khusus untuk Program ESG Selain itu, perusahaan juga memberikan pelatihan terhadap pengurus terkait perpajakan dan akuntansi. Itu merupakan salah satu bentuk transfer knowledge kepada plasma. “Kami berharap kepengurusannya bisa lebih profesional. Kami juga menawarkan pengelolaan cashflow, dengan merancang pemasukan dan pengeluaran kebun sehingga tidak mengganggu pendapatan petani per bulannya,” katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli