KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) pernah menjadi kampanye besar-besaran pemerintah. Pada 2015 silam, terbit Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga BBG untuk Transportasi Jalan. Namun, program konversi BBG hingga kini tersendat. Vice President Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito mengakui ada kendala dalam program konversi BBM ke BBG. Salah satu pemicunya adalah minimnya dukungan regulasi untuk mengikat masyarakat agar beralih ke BBG. Selain itu, harga jual compressed natural gas (CNG) hanya Rp 3.100 per liter setara premium (lsp) di Jabodetabek, sehingga dinilai tak ekonomis. Saat ini ada 57 unit stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang dikelola Pertamina Retail dan mitranya.
Program konversi BBM ke BBG mandek
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) pernah menjadi kampanye besar-besaran pemerintah. Pada 2015 silam, terbit Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga BBG untuk Transportasi Jalan. Namun, program konversi BBG hingga kini tersendat. Vice President Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito mengakui ada kendala dalam program konversi BBM ke BBG. Salah satu pemicunya adalah minimnya dukungan regulasi untuk mengikat masyarakat agar beralih ke BBG. Selain itu, harga jual compressed natural gas (CNG) hanya Rp 3.100 per liter setara premium (lsp) di Jabodetabek, sehingga dinilai tak ekonomis. Saat ini ada 57 unit stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang dikelola Pertamina Retail dan mitranya.