KONTAN.CO.ID- JAKARTA. Pemerintah harus berbenah dan mengawasi ketat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit bagi usaha mikro dengan bantuan subsidi dari pemerintah tersebut rawan dibobol dengan modus kredit fiktif. Kejadian itu pula yang dialami Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim). Kini, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta tengah menyidik dugaan pembobolan KUR periode 2011–2012 senilai sekitar Rp 72,8 miliar di Bank Jatim Cabang Wolter Monginsidi Jakarta. Sebelumnya, polisi menuntaskan proses menyelidikan dan kasus ini dan melimpahkan ke Kejati DKI Jakarta, November 2017. Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta, M. Nirwan Nawawi, mengungkapkan, modus dugaan pembobolan ini melalui pengajuan kredit oleh debitur fiktif. Dia menyatakan, ada empat orang yang mengajukan KUR dengan mengatasnamakan 172 debitur. "Masing-masing debitur mengajukan kredit Rp 500 juta. Sehingga total kerugian sekitar Rp 72,8 miliar. Diduga, 172 debitur itu fiktif," beber Nirwan kepada KONTAN, Jumat (12/1).
Program KUR rawan dibobol
KONTAN.CO.ID- JAKARTA. Pemerintah harus berbenah dan mengawasi ketat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit bagi usaha mikro dengan bantuan subsidi dari pemerintah tersebut rawan dibobol dengan modus kredit fiktif. Kejadian itu pula yang dialami Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim). Kini, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta tengah menyidik dugaan pembobolan KUR periode 2011–2012 senilai sekitar Rp 72,8 miliar di Bank Jatim Cabang Wolter Monginsidi Jakarta. Sebelumnya, polisi menuntaskan proses menyelidikan dan kasus ini dan melimpahkan ke Kejati DKI Jakarta, November 2017. Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta, M. Nirwan Nawawi, mengungkapkan, modus dugaan pembobolan ini melalui pengajuan kredit oleh debitur fiktif. Dia menyatakan, ada empat orang yang mengajukan KUR dengan mengatasnamakan 172 debitur. "Masing-masing debitur mengajukan kredit Rp 500 juta. Sehingga total kerugian sekitar Rp 72,8 miliar. Diduga, 172 debitur itu fiktif," beber Nirwan kepada KONTAN, Jumat (12/1).